Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang dokter Liza Puspadewi. (Foto: Istimewa) |
“BOR di Kota Tangerang saat ini pada angka 52,54 persen.
Yakni angka pemakaian ruang ICU berada pada angka 52 persen dan pasien yang
dirawat inap 50 persen. Tapi ingat, kita pernah pada angka 23 persen. Dominasi
ICU adalah masyarakat rentan yakni usia lansia," papar dokter Liza.
Liza merinci dari 116 bed ICU di 32 rumah sakit, saat ini
terpakai ada 67 bed. Kemudian untuk tempat tidur untuk perawatan ada 655 yang tepakai
dari 1.244 total keseluruhan. Sekitar 25 persen di antaranya adalah masyarakat
di luar Kota Tangerang.
Sementara itu, untuk jumlah kasus di Rumah Isolasi
Terkonsentrasi (RIT) saat ini berjumlah 131 pasien dari 158 kapasitas. Di antaranya,
63 pasien di Puskesmas Jurumudi Baru, 42 pasien Puskesmas Sudimara Pinang dan
terbaru 26 Puskesmas Manis Jaya.
"Peningkatan kasus ini didominasi klaster keluarga.
Namun, awal mulanya adalah klaster arus mudik pasca lebaran, klaster
silaturahmi, klaster bukber, klaster lingkungan. Penularan itu seperti efek
domino yang terus menerus menular," tuturnya.
Ia pun menjelaskan salah satu kasus terbaru klaster keluarga
yang berawal dari arus mudik hingga menjadi klaster lingkungan. Kampung
Rawacana, Kelurahan Gandasari, Kacamatan Jatiuwung, yang ditemukan 47 orang positif
Covid-19 Rapid Antigen.
"Awalnya dari satu keluarga yang pulang mudik, ternyata
positif namun tetap beraktivitas bermasyarakat. Ditracing 48 warga 23 di
antaranya positif. Hari selanjutnya tracing lagi 179 sasaran 10 di antaranya
positif. Hari selanjutnya ditemukan lagi 10 positif. Tracing ini masih
berlangsung tiga hari ke depan," ungkapnya.
Dengan BOR yang terus meningkat dan terlebih pada klaster
keluarga dan lingkungan, dokter Liza mengimbau protokol kesehatan harus
diperketat oleh masyarakat. Dalam penanganan Covid-19 tak bisa dilihat kesiapan
dari hilirnya saja.
Namun, kepatuhan sejak awal harus dilakukan dari hulu, yaitu
kepatuhan 5-M pada masyarakat. Di antaranya, memakai masker, mencuci tangan,
menjauhi kerumunan, menjaga jarak, dan membatasi mobilitas.
“Setelah hulunya 5-M diperketat, OAB diperkuat, tracing
digencarkan diberbagai lini. Hilirnya pada fasilitas, sarana dan prasarana pun
dipersiapkan. Dengan begitu, penanganan dan penekanan angka penyebaran Covid-19
di Kota Tangerang bisa lebih maksimal,” ucappnya.
Menanggapi situasi terkini, Walikota Tangerang Arief R Wismansyah
meminta kepada jajaran kecamatan, kelurahan, dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
untuk memperkatat Operasi Aman Bersama (OAB), di lingkungan padat penduduk.
Terlebih gang-gang perumahan perlintasan antar kampung.
Arief mengatakan OAB ini dilakukan untuk menekan laju
penyebaran Covid 19. Bukan hanya merazia masyarakat yang tidak menggunakan
masker, tetapi para petugas juga harus memberikan edukasi dan menyosialisasikan
kepada masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan dan menerapkan pola
hidup bersih dan sehat (PHBS).
“Kita tidak melarang masyarakat melakukan aktivitas.
Terutama kegiatan ekonominya. Namun, harus beriringan dengan kepatuhan protokol
kesehatan yang ketat. Kasus pasca Idul Fitri mulai terlihat, dan bentar lagi
Idul Adha, kita harus sama-sama memperketat, dan menekan laju penyebaran ini,”
tegas. (*/pur)
0 Comments