Petugas dari Polres Lebak memasang plang larangan kegiatan tambang liar. (Foto: Istimewa) |
Sementara pembersihan longsoran bersama masyarakat membuat
jalan di Kampung Citagogak, Lebak Gedong, yang sempat tertutup tanah longsoran
tebing saat hujan deras Sabtu (29/5/21) sore itu, kini sudah bisa dilalui mobil
dan sepeda motor.
“Pak Kapolres Lebak AKBP Ade Mulyana turun langsung memimpin
pembersihan longsoran di Citagogak, Banjarsari,” ujar Kapolsek Lebak Gedong
Iptu Cepi Cepiana dari Mapolsek Lebak Gedong, Senin (31/5/2021)
Sementara rekannya, Kapolsek Cirinten Iptu Edi Sucipto
melaporkan kerusakan di beberapa tempat di HLGL, kampung adat Kasepuhan
Cibarani, sudah mulai ditanami pohon penghijauan. Pada Jumat (28/5/2021)
penghijauan dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK),
sebelumnya hal serupa dilakukan atas inisiatif Polsek Cirinten.
Atas arahan Kapolres
Lebak, Polsek Cirinten bersama masyarakat berinisatif menanam 120 bibit pohon
penghijauan di bagian atas hutan Gunung Liman.
Kemudian di pada Sabtu (29/5/2021), penanaman bibit pohon penghijauan
digerakkan oleh Kementerian LHK.
“Dengan dua kali penanaman itu, seluruh area yang sudah ditanami itu sekitar
2,5 hektar,” ucap Iptu Edi Sucipto dari Mapolsek Cirinten di Tuntungbatu.
Bibit pohon penghijauan yang ditanam di HLGL antatra lain
rasamala, durian, manggis, pete, dan jengkol. Penanaman melibatkan unsur-unsur
Ditjen Gakkum Kemnterian LH, BP-DAS Citarum, Perhutani Jabar – Banten, personel
Polda Banten TNI, masyarakat adat Cibarani dan warga adat Baduy. Setelah
penanaman bibit pohon penhijauan, di area tesrebut kini telah dipasang plang
permanen larangan menggarap kawasan HLGL.
Luas HLGL yang berada dalam wilayah Desa Cibarani, menurut
Kapolsek Cirinten, secara keseluruhan 490 hektar. Hutan ini merupakan daerah
tangkapan air yang sangat dikeramatkan oleh masyarakat adat Cibarani dan warga
Baduy. Wilayah ulayat suku Baduy di Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, bersentuhan
langsung dengan HLGL
Tentang longsoran di Blok Citatogogak, Desa Banjarsari,
menurut Kapolsek Lebak Gedong, Iptu Cepi,
berasal dari tebing berketinggian sekitar 50 m yang berada di sebelah
kiri jalan dari arah Lebak menuju obyek
wisata Bumi Di Atas Kayangan, Citorek. Jalan yang tertutup hanya sekitar tujuh
meter ini, namun tingginya tumpukan matrial longsoran membuat jalan sempat
tertutup. Longsoran praktis juga menutup akses Cipanas – Warungbanten.
Longsor terjadi menyusul hujan deras ekstrem yang melanda
kawasan tersebut. Ini adalah yang kesekian kali sejak tahun 2020. Segera
setelah terjadi longsor, Kapolsek turun
tangan bersama masyarakat melakukan pembersihan.
Upaya pembersihan matrial longsoran lebih maksimal lagi
setelah esok paginya Dinas PU Provinsi Banten mendatangkan alat berat (loader).
Kapolres Lebak turun langsung bahu membahu bersama masyarakat membersihkan
hinga jalan terbuka dan bisa dilalui kendaraan bermotor.
“Mudah-mudahan cuaca dan hujan tidak ekstrem lagi,” ucap
Iptu Cepi.
Terkait tingginya perhatian terhadap pentingnya penyelamatan
hutan lindung, terlebih lagi yang merupakan bagian dari HLGL di Banten,
dikemukakan oleh Kapolda kepada perwakilan warga Baduy (urang Kanekes), saat
Seba Baduy (acara syukuran tahunan atas hasil panen yang dicapai) di
kediamannya, Minggu, 23 Mei 2021.
Kapolda berjanji membantu 5.000 bibit pohon penghijauan
sekaligus pelaksanaan rebosisasi di HLGL, dengan melibatan TNI dan masyarakat
Baduy.
Masyarakat adat Kasepuhan yang tergabung dalam Majelis
Permusyawaratan Masyarakat Kasepuhan (MPMK) juga telah bersilaturahmi ke
Kapolda Banten, 28 Januari 2021.
Kelompok masyarakat adat sub-etnis Sunda yang menjadikan alam sebagai sumber
kehidupan sehari-hari ini, tinggal di sekitar Gunung Halimun. Lokasi utamanya
yaitu di wilayah sebelah barat Kabupaten Sukabumi hingga ke Kabupaten Lebak,
dan ke Utara hingga ke Kabupaten Bogor. (*/pur)
0 Comments