Ilustrasi, pejuang Palestina yang tetap punya semangat meraih kemerdekaan. (Foto: Istimewa) |
ISU Palestina-Israel sudah mendunia. Artinya segala peristiwa dan keadaan di tanah Palestina akan dan telah menjadi perhatian dunia, apakah dunia Islam maupun dunia selainnya. Makna lebih dalamnya adalah Palestina termasuk warganya tidak lagi sendirian dalam berjuang untuk kedaulatannya. Peristiwa yang berkaitan dengan Masjid Al Aqsho selalu menjadi magnet dan empati.
Serangan roket Pejuang HAMAS dan Pejuang Islam lainnya di
Jalur Gara menjadi kejutan. Khususnya bagi Zionis Israel yang terkaget-kaget
bahwa benteng pertahanan iron dome mereka dapat ditembus oleh para Pejuang
Palestina. Mitos proteksi "Kubah Besi" yang kokoh telah runtuh.
Palestina ternyata lebih maju dan kuat.
Gempuran balasan Zionis Israel baik dari udara maupun
rencana laut dan mungkin darat, hanya memancing masuknya relawan milisi dari
berbagai penjuru dunia untuk membantu perjuangan Palestina. Belum lagi
kedatangan pasukan berskala negara seperti Yordania, Turki, dan Qatar. Semakin
brutal Israel semakin banyak kutukan internasional kepada negara Zionis ini.
Semakin banyak pula bantuan kepada Palestina.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) terpaksa
bersidang meski dengan hasil keputusan yang diduga moderat. Sidang OKI walau
virtual harus menyatukan langkah bersama yang lebih konkret. Dualisme pandangan
akan berubah ketika eskalasi kebrutalan Israel meningkat. Negara Islam yang
telah mengadakan perjanjian dengan Israel untuk sementara perlu melupakan dan
mengabaikannya.
"SAVE PALESTINA" menjadi prioritas.
Tiga alasan mengapa Palestina akan semakin kuat pasca
kejutan roket "Al Qassam" yang membombardir kota-kota di Israel atau
disebut dengan operasi "Hijarotus Sijil Al Qassamiyah", yaitu :
Pertama, jika gempuran Israel semakin brutal sementara Dewan
Keamanan (DK) PBB Plintat-plintut, maka Palestina akan dibantu milisi dan
relawan dari berbagai penjuru dunia dan pasukan resmi negara tertentu. Moral
perjuangan pejuang dan rakyat Palestina akan meningkat. HAMAS di Jalur Gaza dan
Al Fatah di Tepi Barat akan bergabung dan bersatu.
Kedua, Jika DK PBB maupun OKI menyerukan dan memaksakan
gencatan senjata, maka hal ini artinya kemenangan ada di pihak Palestina. HAMAS
dan kekuatan lain dapat memproduksi lebih banyak dan lebih canggih roket-roket
yang siap menghancurkan kota-kota Israel ke depan. Kemampuan merakit
persenjataan sendiri kini terbukti dan menakutkan Zionis Israel.
Ketiga, Majelis Umum PBB didesak mengeluarkan Resolusi
perlindungan warga Palestina, dan sebagaimana Resolusi sebelumnya hal ini akan
disetujui oleh mayoritas anggota PBB. Meski Resolusi ini lemah pada aspek
penegakkan hukumnya, namun menjadi modal "moral dunia" untuk
melindungi Palestina.
Wilayah Palestina terbagi dua entitas politik yaitu wilayah
pendudukan Israel dan Otoritas Nasional Palestina. Deklarasi kemerdekaan dilaksanakan
pada tanggal 15 November 1988 oleh Dewan Nasional PLO di Aljier. Di PBB PLO
berstatus "pengamat" sebagai "entitas non negara". HIngga
18 Januari 2012 sudah 129 negara anggota PBB mengakui Negara Palestina.
Sengketa kedaulatan dengan Zionis Israel menjadi sebab Palestina belum mendapat
pengakuan penuh.
Sejalan dengan "Serangan Kejutan" roket pejuang
HAMAS Palestina, maka dampak kebijakan apapun yang diambil, insya Allah akan
menambah kuat Palestina. Perwujudan Negara Palestina yang merdeka dan berdaulat
hanyalah masalah waktu, dan waktu itu akan semakin pendek. Makar Allah lebih
baik dari makar siapapun. Termasuk Makar si Dajjal Penjahat Perang, Zionis Israel
Laknatullah !!!. (***)
Penulis adalah Pemerhati Politik dan Kebangsaan.
0 Comments