![]() |
Gubernur Banten H. Wahidin Halim. (Foto: Istimewa) |
Dikatakan, kondisi menumpuknya wisatawan di berbagai obyek
wisata di Banten sudah sangat mengkhawatirkan. Penutupan harus diambil sebagai
langkah untuk melakukan pencegahan atau melindungi masyarakat dari penyebaran
dan penularan Covid-19.
"Penutupan akan dilakukan sampai tanggal 30 Mei 2021,
tapi dalam perjalanannya akan kita evaluasi setiap waktu. Bagaimana kondisi
terakhir tentunya akan kita diskusikan lagi dengan teman-teman di
Forkopimda," ujar Gubernur dalam wawancara langsung di beberapa stasiun televise,
Minggu (17/5/2021).
Karena bagaimanapun juga, kata Gubernur, kemarin kita sudah
tidak mampu lagi untuk melakukan penyekatan maupun melakukan upaya sesuai
dengan protokol kesehatan.
Terkait dengan adanya penolakan penutupan dari kelompok
tertentu, Gubernur menegaskan akan tetap pada keputusannya untuk menutup tempat
wisata. Oleh karena, hal itu harus dilakukan guna menghindarkan masyarakat
Banten dari penyebaran Covid-19.
"Tidak masalah didemo. Karena demo itu kepentingan
mereka bukan untuk kepentingan umum. Bagi saya, kepentingan umum harus
ditegakkan dan diutamakan," jelas Gubernur.
Justru, kata Gubernur, kalau tempat wisata tetap dibuka,
tidak bisa dibayangkan apa yang terjadi paska libur hari raya berakhir. Bukan
tidak mungkin kasus Covid-19 di Banten akan semakin meningkat dan masyarakat
juga yang menjadi korbannya.
"Saya tidak mau. Karena, saya tidak mau Banten yang
sudah masuk Zona Kuning semua, di situ akan terjadi penularan. Jangan hanya
karena kepentingan sekelompok orang hanya untuk memuaskan keinginannya harus
mengorbankan yang lain," tuturnya.
"Tidak ada urusan mau protes, mau demo, mau digugat.
Tapi fakta yang kemarin jelas bahwa masyarakat sudah tidak bisa ditata lagi,
dan Pemerintah harus bersikap," ucap Gubernur.
Sementara itu, terkait dengan sanksi yang akan diberikan
kepada provokator penolakan Instruksi Gubernur tentang penutupan tempat wisata,
Gubernur bersama tim saat ini masih menginventarisir terkait ketidakpatuhan
dari pengelola tempat wisata ataupun kelompok-kelompok tertentu.
"Paling tidak saya sudah sampaikan bahwa ini ditutup.
Memang masih ada yang datang tapi berkurang. Kalau kemarin sudah tidak bisa
dikontrol, ini juga yang mungkin membuat pengelola juga tidak bisa berbuat
apa-apa," jelasnya.
"Sedari awal, saya sudah bilang, susah untuk Banten
jika mudik dilarang, sedangkan wisata dibuka. Yang tidak bisa mudik, pasti
datang ke tempat wisata, pantai-pantai di Banten," tuturnya.
Adapun terkait upaya lain yang akan dilakukan, Gubernur
memastikan akan melakukan tracking dan tracing minimal tujuh hari setelah Hari
Raya Idul Fitri. Hal itu merupakan prosedur yang pasti dilakukan guna
mengetahui dan mencegah dampak dari libur hari raya.
"Test setelah lebaran pasti kita lakukan tracking dan
tracing itu sudah merupakan tugas dan ketentuannya. Nanti hari ketujuh kita
cek, ini memang langkah yang sudah pasti dilakukan. Di mana-mana, saya rasa
seperti itu, termasuk di Banten. Kita lihat nanti bagaimana dampak kondisi
kerumunan ini," pungkasnya. (*/pur)
0 Comments