Ilustrasi acara buka puasa. (Foto: Istimewa) |
Oleh: Nur Hidayat
INTELEKTUAL dan sastrawan asal Inggris, Sir Rowland George
Allanson, mengamati orang-orang muslim Pakistan yang sedang berpuasa.
"Sungguh gila orang ini," ujarnya, "di panas terik seperti ini mereka tidak minum dan tidak
makan."
Dia lalu coba-coba ikut berpuasa. Hari pertama dan kedua
Allanson merasa amat lelah; kaki dan tangannya gemetar. Hari keempat, dia sudah
menikmatinya. Tubuhnya terasa ringan, pikirannya jernih, terbebas dari rangsangan
dan keinginan aneh-aneh.
Lantaran penasaran, dia lalu meneliti hakikat puasa seperti
yang diajarkan Islam. Allanson kemudian mempelajari dan meneliti al Qur'an.
Pada akhirnya, kepuasannya sebagai ilmuwan terpenuhi: dia menemukan kebenaran
sejati.!
"Inilah agama yang selama ini aku cari cari,"
tuturnya. Maka, pada 15 November 1913, dia mengucapkan dua kalimat syahadat dan
mengganti namanya menjadi syaikh Rahmatullah al-Farooq. Pengetahuan dan
kekagumannya terhadap Islam lantas dia tuangkan dalam buku laris A Western
Awakening to Islam.
Allanson adalah satu dari banyak ilmuwan yang mengakui dan
mendapat manfaat puasa. Para pakar kedokteran membuktikan secara ilmiah puasa
itu menyehatkan. Puasa berfungsi untuk detoksifikasi, mengeluarkan racun dari
dalam tubuh, meremajakan dan mengganti sel-sel tubuh yang sudah rusak, memperbaiki
fungsi hormon dst.
1. Elson M. Haas M.D. - Direktur Medical Centre of Marin
bilang puasa berguna untuk: purifikasi, peremajaan sel-sel, mengistirahatkan
organ pencernaan, antiaging, mengurangi alergi, detoksifikasi, relaksasi mental
dan emosi serta meningkatkan imunitas tubuh.
2. Dr. Yuri Nikolayev, - Direktur bagian diet rumah sakit
jiwa Moskow, Rusia, menilai kemampuan untuk berpuasa yang mengakibatkan orang
ybs menjadi awet muda secara fisik, mental dan spiritual adalah suatu penemuan
terbesar abad ini.
3. Dr. Razeen Mahroof dari Oxford, Inggris, menyatakan saat
puasa dan tubuh kekurangan makanan, tubuh mulai membakar lemak untuk
menghasilkan energi sehingga membantu menurunkan berat badan. Hal itu, ujarnya,
akhirnya mengurangi kadar kolesterol, mengurangi resiko diabetes melitus dan
tekanan darah tinggi.
4. Pakar neurosains Prof. dr. Taruna Ikrar PhD, MD, MPharm,
menegaskan berpuasa itu menyehatkan otak. "Lewat puasa sebulan penuh,
berdasarkan plastilitas, neurogenesis dan fungsional kompensasi, jaringan otak
diperbaharui. Terbentuk rute jaringan baru di otak, yang berarti terbentuk
pribadi manusia baru secara biologis, psikologis dan fungsional," tutur
Taruna, alumnus Fak. Kedokteran Unhas, Makassar, yang kini bekerja sebagai
peneliti dan staf akademik pada Fak. Kedokteran Univ. California, AS.
5. Alvenia N. Fulton, - Direktur Lembaga Makanan Sehat
Fultonia, AS, berpendapat puasa menormalkan fungsi-fungsi kewanitaan dan
membentuk kembali keindahan tubuh. Puasa, katanya, adalah cara terbaik memperindah
dan mempercantik wanita secara alami.
6. Menurut K.H. Ma'ruf Amin, selain kesehatan fisik, puasa
juga berpengaruh pada kesehatan jiwa atau rohani. "Selama puasa kita
dilatih untuk mengendalikan hawa nafsu dan keinginan. Orang yang bisa
mengendalikan nafsunya maka rohaninya akan sehat," paparnya.
7. Bapak Kedokteran Dunia Ibnu Sina (Avicienna, 980-1037 M),
mewajibkan setiap pasien yang datang kepadanya untuk berpuasa selama 3 minggu.
Dia bilang puasa merupakan terapi yang efektif dan murah dalam upaya
menyembuhkan penyakit.
8. Ilmuwan Prancis, Gounelle Pye, menyebut hampir 80 persen
penyakit yang terkait dengan fermentasi makanan di usus dapat diobati melalui
puasa. Ia menggarisbawahi satu bulan sebagai kesempatan yang baik untuk
melepaskan beban sistem pencernaan dari semua zat sampah yang menumpuk di perut
selama 11 bulan.
9. Dalam buku Man The Unknown Creature, Dr Alexis Carrel
menulis, "Puasa mengarahkan gula darah ke hati, sehingga melepaskan lemak
hipodermik dari hati, kelenjar dan otot untuk dikonsumsi oleh tubuh." Dia
juga mencatat bahwa setelah kelaparan, kelemahan, atau agitasi, puasa akan
mencuci semua jaringan tubuh, mengaktifkannya untuk menjaga keseimbangan
internal tubuh.
Mudah-mudahan selama Ramadhan ini, dengan imanan wahtisaban,
kita bisa menjalani puasa sebulan penuh tanpa halangan apa pun: Semua amal
ibadah kita diterima Allah SWT. Menjadi insan Islam yang bertakwa. Makin mampu
mengekang diri dan tambah empati. Mendapatkan pahala yg besar, diampuni semua
dosa-dosa. Kita menjadi sehat wal afiat, fisik, mental dan spiritual. Aamiinn..
Fisik, mental dan spiritual yang sehat jauh lebih penting
dan jauh lebih berharga dibanding dunia seisinya. Dengan vaksinasi dan puasa, semoga
kita terhindar dari penularan Covid-19. (***)
Penulis mengambil bahan dari berbagai sumber.
0 Comments