Kapolda Banten Irjen Pol Rudy Heriyanto Adi Nugroho menjawab pertanyaan wartawan dalam suatu kegiatan di Kota Serang. (Foto: Istimewa) |
"Saat peringatan Isra’ Mi’raj
lebih baik dilakukan secara virtual atau menyaksikan melalui media. Ada
beberapa hal yang bisa dilakukan umat tanpa mengurangi makna peringatan
peristiwa yang dialami Nabi Muhammad SAW itu, di zaman sekarang semua serba
mudah,” ujar Rudy Heriyanto di Kota Serang, Kamis (11/3/2021).
Kapolda mengatakan untuk dapat
mengetahui sejarah Nabi Muhamad di-Isra dan di-Mirajkan oleh Allah, kita bisa
membaca buku tentang sejarah nabi. Ia memastikan banyak sekali buku-buku yang
membahasnya. Atau dengan mendengarkan ceramah di youtube yang membahas tentang
peristiwa Isra’ dan Mi’raj.
Rudy Heriyanto menyampaikan lebih
baik peringatan Isra’ Mi'raj dilakukan secara virtual atau bisa menyaksikan di
media semua yang tersedia di media sosial itu juga sudah cukup meningkatkan
pengenalan kita kepada sejarahnya nabi dan menumbuhkan kecintaan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Mari menjaga diri dari segala
kegiatan yang membahayakan diri pribadi dan orang lain. Tidak melakukan banyak
aktivitas di luar, tidak berkumpul dalam satu tempat di tengah wabah Covid-19
atau virus corona salah satu ikhtiar menjaga diri dari bahaya yang disebebabkan
wabah Covid-19.
"Berkumpul ramai pada
masa-masa sekarang sangat rawan dan bisa berbahaya untuk diri dan orang lain.
Karena virus corona saat ini masih bertebaran. Maka dari itu kumpul-kumpul
wajib dihindari," tutur Rudy Heriyanto
Hal ini sesuai dengan Instruksi Gubernur
nomor 4 tahun 2021 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
berbasis mikro dan mengoptimalkan posko penanganan corona virus disease 2019 di
tingkat desa dan kelurahan untuk pengendalian penyebaran Covid-19.
Di dalam instruksi ini di sebutkan
bahwa untuk lebih mengintensifkan disiplin protokol kesehatan dan upaya
penanganan kesehatan yakni membagikan masker dan menggunakan masker yang baik
dan benar, mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer, menjaga jarak
dan menghindari kerumunan yang berpotensi menimbulkan penularan.
Di samping itu, memperkuat
kemampuan tracking, sistem dan manajemen tracing, perbaikan treatment termasuk meningkatkan fasilitas
kesehatan (tempat tidur, ruang ICU, maupun tempat isolasi/karantina),
koordinasi antar daerah yang berdekatan melalui Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu (SPGDT) untuk redistribusi pasien dan tenaga kesehatan sesuai dengan
kewenangan masing-masing. (*/pur)
0 Comments