Ilustrasi, seseorang melaksanakan shalat. (Foto: Istimewa/ji) |
KALAU mengandalkan akal yang amat terbatas kemampuannya itu,
orang tidak akan mempercayai Isra' Mir'aj: Perjalanan Nabi Muhammad SAW dari
Mekah ke Masjidil Aqsa, di Yerusalem, lalu ke Sidratul Muntaha di langit ke
tujuh. Pulang balik bersama malaikat Jibril dan menaiki buraq hanya dalam waktu
sebagian malam, 27 Rajab.
Dalam perjalanan yang sangat singkat itu, Nabi Muhammad SAW
bertemu dengan Nabi Adam, Yahya, Isa, Idris, Harun, Musa, dan Ibrahim. Di
masjidil Aqsa Nabi Muhammad SAW shalat bersama dengan seluruh nabi dan rasul
yang pernah diutus ke muka bumi. "Di sana Rasul memimpin shalat dari 125 ribu
nabi dan rasul Allah," ujar ulama asal Palestina, Syekh Emad Yousef.
Di Sidratul Muntaha itu Rasulullah SAW menerima perintah
shalat, langsung dari Allah SWT. Inilah satu-satunya ibadah yang perintahnya
langsung dari Allah SWT, tidak melewati perantara malaikat Jibril atau lewat
mimpi. Itu menunjukkan betapa peting shalat bagi setiap orang mukmin dan
muslim.
Dan saat berada di langit ketujuh, Rasulullah SAW bertemu
dengan Nabi Ibrahim yang perawakannya sangat mirip dengannya. Dari perjalanan
inilah beliau mendapatkan banyak sekali pesan dari para nabi lain untuk
penyebaran Islam kepada umat muslim.
Shalat ibadah pertama yang akan dihisab, dihitung. Karena
semua itu, jangan sampai kita sengaja meninggalkan shalat. Jika kita tidak bisa
shalat dengan berdiri, bisa duduk. Tidak mampu duduk, dengan berbaring dan
kerdipan mata. Shalat adalah "tiang agama", sehingga orang yang tidak
shalat berarti merobohkan tiang itu.
Shalat itu juga membedakan orang mukmin dan orang kafir,
Islam KTP (Kartu Tanda Penduduk) dan munafik. Rasulullah SAW bersabda,
"(Pembatas) antara seorang muslim dan kesyirikan serta kekufuran adalah
meninggalkan shalat.” (HR Muslim). Umar bin Khattab juga menegaskan, “Tidak
disebut muslim bagi orang yang meninggalkan shalat."
Ketika pagi hari tiba, Nabi Muhammad SAW yang sudah tiba di
rumah Ummu Hani mengisahkan dua peristiwa luar biasa tersebut kepada sang
sepupu. Mendengar cerita itu, Ummu Hani membujuk Rasulullah SAW untuk tidak
menyebarkannya kepada orang-orang. Di tengah kebencian kaum kafir Quraisy,
kisah tadi akan mudah jadi bahan olok-olok untuk menyerang Islam.
Namun, Nabi Muhammad SAW berkeras untuk menyampaikan
peristiwa yang dialami beliau semalam. Peristiwa itu sampai pula di telinga Abu
Bakar. Awalnya, ia mengira ini hanyalah dusta yang dikarang oleh para musuh
Rasulullah SAW. Namun, ketika diberitahu, Nabi sendiri yang bercerita, Abu
Bakar langsung yakin, peristiwa itu benar adanya.
Isra' Mi'raj adalah ujian keimanan. Hanya orang beriman
sajalah yang mempercayai kejadian yang di luar nalar itu. Mereka yang kafir
menafikan fakta bahwa Allah Maha Kuasa. Tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Dia
pula yang menurunkan Nabi Adam dan Siti Hawa dari surga ke bumi. Dia pencipta
alam semesta dengan milyaran bintang gemintang.
Kamis ini, 11 Maret 2021, kita peringati Isra' Mi'raj.
Kesempatan untuk merenungkan kejadian yang amat sangat luar biasa itu. Mencari
makna dan hikmahnya. Sekaligus mawas diri, seberapa baik dan khusyu' shalat
kita. Seberapa tebal dan kokoh keimanan kita. Seberapa patuh kita menjalankan
perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Allah Ta'ala berfirman, "Jadikanlah sabar dan shalat
sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali
bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka
akan menemui Rabb-nya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (QS al
Baqarah: 45-46).
Shalat menjadi pintu gerbang yang menghubungkan manusia
dengan Tuhannya. Shalat adalah Miraj bagi seorang muslim. Artinya, dengan
menjalankan shalat yang baik, seorang hamba sedang melakukan perjalanan ruhiyah
ke haribaan Ilahi, Allah SWT. (***)
Penulis adalah pemerhati Islam.
0 Comments