Buku "Membaca Realitas Islam" diperlihatkan penulisnya Dodi Riyadi (kedua dari kiri). (Foto: Istimewa) |
Ketua Umum ICMI Orda Kota Tangerang Ahmad Jazuli Abdillah
menyebutkan dalam kondisi pandemic Covid-19, organisasi tetap berjalan. “Hari ini,
kita rapat membahas tentang rencana kerja dan sekaligus membedah buku. Sebagai
cendikiawan kita terus membaca dan bahkan di antara kita mampu menulis buku,”
ucap Jazuli saat membuka acara.
Jazuli yang juga anggota DPRD Banten itu menyebutkan hebatnya
anggota ICMI dalam kesibukan masing-masing tapi mampu menulis buku. Pertama
buku ditulis oleh Dodi Riyadi dengan judul “Islam Membaca Realitas” dan Dayat
Ilyas menulis buku tentang “Sastra Betawi” yang mengupas tentang musik Gambang
Kromong.
Kedua buku tersebut
dikumpas tuntas dengan moderator Baehaqi yang juga dosen Fakultas Ilmu Sosial
dan Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT). Dr Mahfud Fauzi yang
mengupas buku “Islam Membaca Realitas” menaruh apresiasi.
“Buku ini kumpulan tentang tulisan sekitar sepuluh tahun
lalu tapi masih relevan dengan kondisi sekarang. Misalnya, penulis menggugat
tentang ujian nasional dan sekarang sudah terjawab oleh Mas Menteri Nadiem
Makarim (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan-red),” tutur Dr Mahfud.
Begitu juga menggugat tentang perguruan tinggi, kata Mahfud.
Sekarang ini dosen sudah seperti buruh. Misalnya, tentang kegiatan suatu
penelitian yang dilakuukan seorang dosen yang dipersoalkan bukan hasil
penelitiannya tapi justru yang dikejar itu adalah penggunaan dana.
“Hasil penelitian menjadi tidak penting namun yang penting
adalah laporan keuangannya,” ucap Mahfud sembari menggeleng-gelengkan
kepalanya.
Sedangkan buku Sastra Betawi yang ditulis Dayat Ilyas
menyebutkan untuk menulis tentang sastra bukan perkara mudah karena literature sangat
sedikit dan pelaku sastra pun sulit dicari. “Kita tidak tau kalau di Kota
Tangerang yakni di Neglasari ada penyanyi Gambang Kromong mendapat pengakuan
dan penghargaan internasional. Setelah diberitakan di Koran nasional baru kita
tau ada penyanyi hebat di Negalsari,” ucap Dayat yang dikenal sebagai budayawan
itu.
Mendengar kupasan dari Dayat mendapat tanggapan dari Irma
Nugraha yang sehari-harinya adalah guru SMA. “Sebagai guru SMA, saya merasakan
perlu tentang diperkaya dengan buku sastra. Begitu juga dengan kegaitan budaya,” ucap Irma.
Irma menyebutkan budaya Palang Pintu bukan hanya ada di
Betawi di Sumatera Barat (Minangkabau) pun ada. “Hanya dalam penggunaan bahasa
yang di Minangkabau lebih halus pantun yang disampaikan. Sedangkan Palang Pintu
Betawi blang belontong,” ujar Irma serius.
Rapat pengurus harian ICMI Orda Kota Tangerang dengan pembawa acara Garry dihadiri
Sekretaris ICMI Hilman dan hadir pula Dewan Pakar Dr. Susari. (ril)
0 Comments