Grafik NTP Banten yang dirilis BPS Banten. (Foto: Istimewa) |
Ketua Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Adhi Wiriana
menyebutkan meski Nilai Tukar Petani di Provinsi Banten masih di bawah NTP
Nasional namun masih tertinggi jika dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau
Jawa.
"Walaupun Nilai Tukar Petani Banten menurun, namun
dibandingkan provinsi di Jawa secara keseluruhan nilai tersebut masih relatif
baik," tutur Adhi di Kota Serang, Senin (1/3/2021).
Berdasarkan rilis resmi BPS, pada Februari 2021 Nilai Tukar
Petani untuk Provinsi Banten sebesar 100,92, disusul oleh Jawa Timur 100,38,
Jawa Tengah 100,37, dan Jakarta 100,07. Sementara dua provinsi lainnya yakni
Jawa Barat dan Yogyakarta memiliki NTP di bawah seratus (100), yakni masing-masing
yakni 99,85 dan 98,25.
NTP Provinsi Banten yang tertinggi sepulau Jawa tersebut,
kagta Adhi, terkontribusi oleh beberapa subsektor yang mengalami kenaikan
seperti Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 1,82 persen, Perikanan yang naik
sebesar 1,39 persen, dan Tanaman Hortikultura sebesar 0,94 persen. Sedangkan
penurunan terjadi pada Tanaman Pangan sebesar 0,77 persen dan Peternakan
sebesar 0,22 persen.
Pada subsektor Perkebunan Rakyat untuk Bulan Februari 2021
meningkat sebesar 113,64. Terjadi peningkatan indeks dari bulan sebelumnya
sebesar 1,82 persen. Hal ini disebabkan karena terjadi naiknya indeks harga
pada Kakao/Coklat Biji sebesar 5,17 persen, cengkeh sebesar 4,55 persen,
Aren/Enau sebesar 3,93 persen, Kelapa Sawit 3,40 persen, Lada/Merica 3,09
persen, Kelapa 1,95 persen dan karet sebesar 1,10 persen.
Sementara itu, Nilai Tukar Petani pada subsektor
Hortikultura pada Februari 2021 mengalami peningkatan sebesar 0,94 persen dari
102,37 menjadi 103,33. Peningkatan cukup tajam terjadi pada harga semangka
sebesar 6,63 persen dan pisang 2,86 persen. Kemudian, harga kencur sebesar 6,12
persen, sereh 0,99 persen dan jahe sebesar 0,16 persen.
Sementara, beberapa komoditas mengalami penurunan seperti
ketimun sebesar 22,34 persen, tomat 4,15 persen, melinjo 3,22 persen, kacang
panjang 3,18 persen, cabai rawit 0,81 persen dan pare/paria sebesar 0,75
persen.
Peningkatan yang terjadi Subsektor Tanaman Pangan/Padi dan
Palawija pada Februari 2021 terjadi beberapa komoditas seperti pada harga kacang
tanah sebesar 3,55 persen, jagung sebesar 1,12 persen dan kacang kedelai 1
persen. Sementara penurunan terjadi pada harga gabah sebesar 0,57 persen dan
Ketela Rambat turun 0,62 persen.
Untuk Subsektor Peternakan, mengalami penurunan indeks
sebesar 0,22 persen. Penurunan terjadi pada Kelompok Ternak Kecil seperti
terjadi pada Biri-biri/Domba 2,26 persen dan Kambing 0,37 persen, sedangkan
pada Kelompok Ternak Besar penurunan terjadi pada harga kerbau sebesar 0,04
persen.
Sedangkan untuk bebebrapa komoditas mengalami peningkatan
seperti pada harga Telur Ayam Ras sebesar 1,81 persen, Itik Manila 1,63 persen,
harga Itik/Bebek 0,76 persen dan Ayam Ras Pedaging 0,49 persen.
Untuk NTP pada subsektor perikanan ada pada Februari 2021
mengalami peningkatan indeks sebesar 1,39 persen dari 98,65 menjadi 100,02.
(*/pur)
0 Comments