Walikota Tangerang Arief R. Wismansyah berdialog dengan pengungsi korban banjir. (Foto: Istimewa) |
Walikota menekankan tentang pentingnya protokol kesehatan
pencegahan Covid-19 di lokasi pengungsian bagi warga korban banjir di wilayah
Kecamatan Periuk.
"Jadi akan dimaksimalkan penggunaan ruang-ruang kelas
yang ada di gedung sekolah, karena sebagian kelas sudah digunakan."
"Secara bertahap yang mengungsi di GOR akan dipindah ke
ruang yang ada di sekolah," ujar Arief.
Satu ruang kelas, kata Arief, nanti bisa diisi hanya
beberapa keluarga saja, dan sekarang sedang dipersiapkan.
Selain itu, Pemerintah Kota (Pemkot) juga menugaskan aparat
Dinas Kesehatan untuk melakukan swab kepada warga di lokasi pengungsian untuk
mencegah terjadinya penularan Covid-19.
"Supaya yang sehat tidak bergabung dengan yang sakit
atau OTG (Orang Tanpa Gejala-red)," jelas Walikota.
Arief menjelaskan Pemkot telah membentuk posko kesehatan,
bantuan, dan dapur umum untuk membantu masyarakat yang wilayahnya terdampak
banjir.
"Kurang lebih 4.600 jiwa sudah dievakuasi, sedangkan
yang masih bertahan akan dibantu dari posko yang ada," ungkap Walikota.
Guna mengurangi risiko banjir, imbuh Arief, Pemkot Tangerang
meminta agar Pemerintah Pusat dapat segera melakukan normalisasi Kali Cirarab,
Angke, dan membuat sodetan Kali Sabi agar banjir tidak kembali berulang.
"Programnya sudah lama tapi belum mulai
dikerjakan," pungkasnya.
Sebagai informasi, Pemerintah Kota Tangerang telah
mendirikan sebanyak 60 posko kesehatan tanggap darurat dan 28 dapur umum yang
tersebar di 10 kecamatan untuk membantu masyarakat yang terdampak banjir.
(*/pur)
0 Comments