![]() |
Drs. H. Syafril Elain, SH (Foto: Istimewa/koleksi pribadi) |
Oleh karena itu, para kader terbaik partai politik pun mulai
berhitung peluang dan kesempatan untuk menjadi bakal calon kepala daerah. Hal
ini juga melanda Provinsi Banten karena bila hitungannya Pilkada serentak
dilaksanakan pada 2022, maka akan habis masa bakti Gubernur dan Wakil Gubernur
Banten yang kini dijabat oleh H. Wahidin Halim dan Andika Hazrumy.
Wahidin Halim adalah kader dan pengurus Partai Demokrat
sedangkan Andika Hazrumy berasal dari Partai Golongan Karya (Golkar). Kedua
partai politik tersebut mendukung masing-masing kader untuk merebut kursi nomor
satu dan nomor dua di Provinsi Banten.
Lantas bagaimana dengan pada Pilkada serentak 2022? Tentu
kedua partai politik akan mendukung masing-masing kader untuk meraih kursi
nomor satu dan nomor dua. Bahkan Partai Golongan Karya yang pada tahun lalu melaksanakan
Musyawarah Daerah Golkar Kota Tangerang mengusung Andika Hazrumy sebagai calon
Gubernur Banten.
Dalam pembahasan ini, penulis membatasi hanya mengupas
tentang Partai Demokrat dan kadernya merebut kursi nomor satu di Provinsi
Banten. Sedangkan untuk Partai Golkar dan kadernya, akan dibahas pada tulisan
terpisah.
Beberapa waktu lalu tiba-tiba saja Iti Octavia Jayabaya yang
kini menjadi sebagai Bupati Lebak dan sekaligus sebagai Ketua Dewan Pimpinan
Daerah (DPD) Partai Demokrat Provinsi Banten, melansir foto dilantik oleh Rano
Karno ketika menjabat sebagai Gubernur Banten.
Lantas dari foto tersebut sejumlah orang pun melakukan
kalkulasi politik dan menyandingkan berbagai kemungkinnan. Rano Karno yang kini
jadi anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pun
disandingkan dengan Iti Octavia sebagai calon Gubernur Banten dan Wakil
Gubernur Banten: Rano Karno-Iti Octavia.
Tentu sah sah saja orang membuat perhitungan seperti itu.
Bahkan Iti Jayabaya coba dipasangkan dengan Arief Rachadiono Wismansyah yang
kini menjabat sebagai Walikota Tangerang dan Majelis Pertimbangan Partai
Demokrat Kota Tangerang. Lebih seru lagi, Iti Jayabaya dipasangkan dengan
Andika Hazrumy.
Sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya kita lihat Pilkada
serentak 2018 di Provinsi Banten. Dari delapan kabupaten dan kota yang
menyelenggarakan Pilkada 2018 di Provinsi Banten, ada empat kota dan kabupaten
yang ikut PIlkada yakni Kota Tangerang, Kota Serang, Kabupaten Tangerang, dan
Kabupaten Lebak.
Dari empat kabupaten dan kota yang ikut Pilkada serentak
tersebut, tiga daerah yakni Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kabupaten
Lebak melawan kota kosong. Sementara di Kota Serang justru pasangan calon
kepala daerah bertabur yakni ada lima pasang.
Lantas kenapa tiga daerah tersebut di atas, pasangan
calonnya melawan kosong? Bisa jadi partai politik atau orang ingin maju menjadi
kepala daerah selain perhitungan politis juga perhitungan ekonomis. Kebetulan
di Kota Serang, Petahana sudah dua periode sehingga tidak boleh mencalonkan
lagi. Akibatnya, peminat baik perorangan maupun melalui jalur partai politik
merasa punya peluang yang sama.
Sebaliknya, di Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan
Kabupaten Lebak para petahana masih ikut Pilkada. Di Kota Tangerang ada
pasangan Arief R. Wismansyah-Sachrudin, di Kabupaten Tangerang ada Ahmed Zaki
Iskandar-Mad Romli, dan di Kabupaten Lebak ada pasangan Iti Octavia
Jayabaya-Ade Sumardi.
Dari komposisi tersebut terlihat jelas partai politik untuk
mencalonkan kadernya menjadi kepala daerah, bila tidak ada peluang menang lebih
baik bergabung dengan partai politik yang mencalonkan pertahana. Itulah terjadi
di Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kabupaten Lebak.
Lantas apa hasil pasangan calon kepala daerah petahana
melawan kota kosong? Pasangan Arief Rachadiono Wismansyah-Sahrudin ditetapkan
oleh KPU Kota Tangerang sebagai calon terpilih setelah mengumpulkan suara
592.629 atau 85,80 persen, suara kotak kosong sebanyak 98.648 atau 14,20
persen.
Sedangkan pasangan Ahmed Zaki Iskandar-Mad Romli ditetapkan
KPU Kabupaten Tangerang sebagai calon terpilih dengan perolehan suara 941.804
atau 83,72 persen dan kotak kosong meraih suara 183.095 atau 16,28 persen.
Sementara pasangan calon Iti-Ade ditetapkan oleh KPU Lebak
meraih 453.938 suara atau 77,09 persen dan kotak kosong meraih suara 135.879 atau 22,91 persen. Iti-Ade pun
kembali menduduki kursi Bupati dan Wakil Lebak periode 2019-2024 untuk kedua
kali.
Dari pasangan petahana melawan kotak kosong dalam Pilkada
tersebut, pasangan Arief-Sachrudin dan pasangan Zaki-Romli perolehan suaranya
lebih dari 80 persen. Sementara pasangan Iti-Ade tidak mencapai 80 persen atau
lebih kecil dari 80 persen.
Lantas layakkah Iti Jaya mencalonkan diri sebagai Gubernur
Banten atau Wakil Gubernur Banten dengan tingkat keterpilihannya di Kabupaten
Lebak tidak mampu menyapu bersih suara melawan kotak kosong. Tentu soal layak
dan tidaknya bergantung kepada selera partai politik tempat Iti Octavia
bergabung, yakni Partai Demokrat.
Hal itulah bila dilihat dari kemampuan Iti Jayabaya dalam
memperoleh suara dalam pertarungan merebut hati rakyat di Kabupaten Lebak.
Bagaimana dengan warga sebagai pemilih Provinsi Banten yang tersebar di tujuh
kabupaten dan kota? Terpikatkah dengan Iti Jayabaya telah dua periode jadi
Bupati Lebak?
Perlu waktu untuk menjawab, namun dari sisi tingkat
keterpilihan dalam Pilkada angka di bawah 80 persen kurang bisa meyakinkan
rakyat. Oleh untuk memilih calon kepala daerah rakyat melihat dari berbagai
segi. Bila dia berasal dari kepala daerah, pemilih akan bertanya apa
prestasinya selama menjabat Bupati Lebak?
Sementara itu, Wahidin Halim yang kini menjabat sebagai
Gubernur Banten masih tenang-tenang saja menghadapi Pilkada serentak 2022.
Namun demkian, ketika penulis bersilaturahmi dengan Wahidin Halim yang akrab
disapa WH pada medio Januari 2021 di rumah pribadinya di Pinang, Kota Tangerang,
bertanya akankah mencalonkan kembali sebagai Gubernur Banten periode
2022-2027?
WH menjawab dengan suara tenang, tetap mencalonkan diri sebagai Gubernur Banten melalui partai politik tempat bernaung yakni Partai Demokrat. (***)
Penulis adalah penyelenggara Pemilu di Kota Tangerang rentang
waktu 2003-2013.
1 Comments
Untuk Banten 1...Ibu Airin Rachmy Diany...yg lain minggir...
ReplyDelete