Usman Hadid.
(Foto: Istimewa)
NET - Amnesty
International Indonesia meminta polisi transparan mengungkap kejadian
penembakan yang menewaskan enam anggota Front Pembela Idlam (FPI).
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif Amnesty International
Indonesia Usman Hamid yang meminta Polri menyingkap misteri terjadinya penembakan
terhadap anggota FPI.
“Jika polisi yang terlibat dalam insiden itu melanggar
protokol tentang penggunaan kekuatan dan senjata api. Mereka harus diungkap
secara terbuka dan diadili sesuai dengan hukum dan hak asasi manusia,” tutur Usman
Hamid di Jakarta, Senin (07/12/2020).
Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia tersebut
menilai harus ada penjelasan tentang apakah petugas yang terlibat dalam insiden
penembakan telah jelas mengidentifikasi diri sebagai aparat penegak hukum
sebelum melepaskan tembakan atau tidak. Selain itu, apakah penggunaan senjata
api dibenarkan dalam kondisi tersebut.
“Polisi seharusnya hanya dibolehkan untuk menggunakan
kekuatan atau kekerasan, terutama dengan senjata api, sebagai upaya terakhir.
Itu pun harus merupakan situasi luar biasa untuk melindungi keselamatan dirinya
dan atau orang lain. Jika tidak, maka tindakan itu bisa tergolong Unlawful
Killing," tegasnya.
Menurut Usman, langkah polisi dalam penggunaan kekuatan,
kekerasan, dan senjata api yang melanggar hukum tidak boleh dibenarkan. Apalagi
bila digunakan dalam kasus terkait dengan pelanggaran protokol kesehatan.
Menurut Usman Hamid, Komnas HAM harus ikut mengusut kasus
tersebut. Komisi III DPR RI, kata dia, juga didorong aktif untuk
mengawasi dan mengontrol pemerintah dan jajaran kepolisian. (btl)
0 Comments