Para pengurus ATRA seusai silaturahmi. (Foto; Bambang TL/TangerangNet.Com) |
Acara silaturrahmi dan sosialiasi perkumpulan Aceh Tangerang
Raya (ATRA) tersebut dipandu oleh Sekjen ATRA Nasrullah diawali
oleh pembacaan ayat-ayat Suci Al-qur'anul karim oleh Ustad Rahmat Adam yang merupakan Kandidat Doktor di PTIQ
Jakarta. Serta lantunan sholawat Nabi Muhammad SAW dipimpin Tengku M. Jamil
Aziz dari Pondok Gede, Jakarta Timur.
Sayed Muhammad, Ketua Umum Perkumpulan Aceh Tangerang Raya
(ATRA) mengatakan ATRA merupakan organisasi sektoral yang dibentuk pada 20
Januari 2020 itu masih seumur jagung dan pasti butuh dukungan dari berbagai
kalangan. Dan organisasi perkumpulan ATRA akan selalu terbuka untuk melakukan
kerjasama dengan berbagai pihak. Begitu pula bila ada organisasi lokal (orlok)
lain baik kedaerahan atau kemasyarakatan yang ingin kemitraan, maka jika di
koridor yang sesuai visi dan misi ATRA, maka ATRA siap untuk berkolaborasi
dengan program yang ada.
"ATRA merupakan organisasi perkumpulan Aceh Tangerang
Raya dan bersifat sektoral dengan visi adalah membangun jiwa entrepreneurship
dan kekuatan ekonomi anggota organisasi. Begitu pula dengan misinya adalah guna
menciptakan kegiatan wirausaha untuk kesejahteraan anggota melalui usaha
multisektor," ujarnya.
Guna mewujudkan tujuan visi dan misi tersebut, kata Sayed, perkumpulan
ATRA memilih cakupan organisasi sektoral pada lingkup warga Aceh yang
berdomisili serta bertempat tinggal pada 3 kawasan di wilayah Tangerang Raya,
Provinsi Banten, yaitu Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang serta Kota Tangerang
Selatan.
"ATRA dibentuk bukan untuk menyaingi organisasi warga
Aceh lainnya, akan tetapi ATRA ingin bekerjasama dan bersinergi dengan organisasi
saudara-saudara Aceh lainnya yang sudah ada lebih dahulu di Jabodetabek,
seperti Taman Iskandar Muda (TIM) dan begitu juga dengan orlok serta sektoral
lainnya" tuturnya.
Sementara itu, Ketua Umum Persaudaraan Aceh Seranto (PAS) H.
Akhyar Kamil dalam orasinya menyatakan saat ini PAS sudah memiliki 3.000 lebih
anggota se-Jabodetabek. Saat ini PAS masih melakukan konsolidasi internal
organisasi bukan saja di Jabodetabek, akan tetapi juga di wilayah Provinsi
Aceh, Banten dan Jawa Barat, dengan adanya DPW di wilayah tersebut.
Akhyar Kamil berpesan agar organisasi ATRA setelah melakukan
Rapat Kerja (Raker) pada 2021 dan telah memiliki AD/ART serta terdaftar di kantor
Kemenkumham RI, akan dapat membuktikan kinerjanya lebih baik dari pada
ormas-ormas warga Aceh diperantauan yang sudah ada.
Akhyar Kamil juga mengajak kepada beberapa ketua organisasi
lokal warga Aceh yang hadir untuk mendeklarasikan persatuan antar ormas warga
Aceh untuk tetap selalu bersinergi dalam sebuah landasan demi kemaslahatan
banyak bagi warga Aceh yang berada di perantauan.
"Saya mengusulkan dan memberi saran agar setiap langkah
yang dilakukan oleh ATRA selalu dilandasi untuk mengedepankan kepentingan
anggota lebih banyak agar ATRA akan lebih baik kinerjanya ke depan. Dan dalam
kesempatan yang baik ini, saya ingin berpesan agar perkumpulan ATRA jangan sampai
mengkotak-kotakan kelas anggotanya, karena jika itu dilakukan maka organisasi
ATRA tinggal menunggu kehancurannya saja," katanya untuk
mengingatkan.
Hal senada juga disampaikan Drs. H. Abdul Rahman - anggota
DPRD Kota Tangerang Selatan. Sangat mengapresiasi atas berdirinya ATRA di
Tangerang Raya.
Anggota Komisi IV DPRD Kota Tangsel tersebut mengingatkan
agar ATRA segera mendapatkan legal organisasinya menjadi organisasi yang
berbadan hukum yang jelas dan resmi. Seraya berharap, ke depan akan lahir
pemimpin Aceh yang hebat dari kalangan ATRA dan bisa membawa perubahan yang
signifikan dalam membantu bagi warga asal Aceh yang berada perantauan khususnya
di Tangerang Raya untuk kesejahteraan dan juga kemandirian.
"Dalam kesempatan ini, saya juga ingin mengingatkan
agar organisasi ATRA ini jangan dibawa-bawa ke ranah politik. Karena kalau ATRA
itu terseret masuk kedalam politik praktis alias ikut dukung-mendukung partai
atau calon kepala daerah, maka ujungnya pasti akan hancur dengan sendirinya. Saya
perhatikan tadi visi dan misi yang dibuat salah satunya tujuan untuk
kesejahteraan anggota melalui kemandirian kewirausahaan, jelas bukan
berpolitik. Kalau secara individu ya silahkan baik pengurus ataupun anggota
bermain politik, tapi jangan membawa-bawa nama organisasi di sana,"
pungkasnya.
Usai berbagai tokoh Aceh menyampaikan orasinya di acara
silaturrahmi ATRA itu, kegiatan ditutup dengan makan bersama dengan
menghidangkan berbagai masakan kuliner khas Aceh, seperti gulai "Kuah
Belangong", mie aceh dan menu lainnya serta ikut dihibur dengan lagu lagu
Aceh.
Acara tersebut dihadiri oleh beberapa ketua dan pengurus organisasi warga Aceh lainnya serta tokoh intelektual dan pengusaha, seperti Ketua Umum Persaudaraan Aceh Seranto (PAS) H. Akhyar Kamil. Seluruh Ketua Umum Taman Iskandar Muda (TIM) dari cabang se-Tangerang Raya yaitu Ciputat, Serpong, Pasar Kemis, Tangerang, Balaraja dan Cikupa. Hadir juga, H. Abdul Rahman - Anggota Komisi IV DPRD Kota Tangerang Selatan, Ketua Umum IKMAT Heru Selian, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pribumi Indonesia (DPP ASPRINDO), H. Jose Rizal, Ketua Umum IKA Unsyiah Aceh yang juga pengusaha Nasional, H. Ismail Rasyid.
Terlihat juga hadir H. Irawan Aquaranto dari Perhimpunan
Pengusaha Pengembang Perumahan Rakyat (HIMPERRA), Sekjen FMMB Faisal Achmad Mundji,
Sekjen KUPI Saifullah, Wakil Ketua IKAFENSY Jakarta Teuku Safriza Sofyan serta
dari dewan penasehat ATRA hadir H. Muallim Syuib Uno, H. Arif Jamaluddin, H.
Fadhli Tahir dan Polidan. (btl)
0 Comments