Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis. (Foto: Istimewa) |
NET - Polri
kembali melakukan mutasi besar-besaran. Sedikitnya 346 perwiranya digeser ke
berbagai posisi. Mutasi ini sepertinya dilakukan Polri untuk menggantisipasi Pemilihan
Kepala Daerah (Pilkada) serentak akhir tahun ini dan mutasi ini tidak ada
kaitannya dengan suksesi Kapolri pada akhir tahun ini.
Hal itu
dikatakan Ketua Presidium Ind Police Watch (IPW) Neta S. Pane melalui Siaran
Pers IPW yang diterima Redaksi TangerangNet.Com, Selasa (4/8/2020).
Namun,
kata Neta, IPW melihat mutasi tersebut memberi keistimewaan pada Ajun Komisaris
Besar Polisi (AKBP) Yogi Yusuf Napitupulu, suami Jaksa Pinangki yang disebut
sebut beberapa kali ketemu dengan buronan kakap Joko Tjandra di luar negeri.
Sebagai
suami, menurut Neta, seharusnya AKBP Yogi tahu persis kemana istrinya pergi dan
bertemu siapa. Tapi kenapa AKBP Yogi tidak memberitahu pada atasannya tentang
keberadaan buronan kakap yang bertemu istrinya tersebut. Artinya, AKBP Yogi
bisa terkatagori menyembunyikan buronan.
“Tapi
kenapa dalam TR (Telegram Rahasia-red) mutasi disebutkan, Kasubbagposnal
Dittipeksus Bareskrim AKBP Yogi Yusuf Napitupulu diangkat dalam jabatan baru
sebagai Kasubbagsis Bagjiansis Rojianstra Slog Polri,” tutur Neta
terheran-heran.
Padahal, kata
Neta, Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis dan Kabareskrim sudah mengatakan siapa pun yang terlibat dalam
kasus Joko Tjandra akan ditindak tegas dan diproses pidana. Faktanya, AKBP Yogi
"diangkat dalam jabatan baru". Seharusnya AKBP Yogi dimutasi nonjob
dalam rangka diperiksa, jika kasus Joko Tjandra memang ingin dituntaskan Polri.
Menurut
Neta, dalam mutasi kali ini ada lima TR yang dikeluarkan Polri. TR ini untuk
mengganti posisi perwira yang pensiun, yakni tiga berpangkat Irjen, delapan
Brigjen, empat Kombes dan satu AKBP. Selain itu, mutasi ini menggeser sebanyak
24 perwira aktif ke luar institusi Polri, yang terdiri dari 15 Brigjen dan
sembilan Kombes.
“Dalam
rangka mengantisipasi Pilkada serentak pada Desember mendatang, TR kali ini
juga menggeser posisi 58 Kapolres, empat Kapolresta, dan tujuh Kapolda,” ungkap
Neta.
IPW, kata
Neta, tidak melihat ada yang istimewa dari TR kali ini. Selain untuk
mengukuhkan dan mengkonsilidasikan "kabinet" Kapolri Idham Azis di
jajaran kepolisian dan mengganti orang orang lama di posisi strategi Polri.
(*/pur)
0 Comments