![]() |
Gubernur Banten H. Wahidin Halim. (Foto: Istimewa) |
NET - Gubernur Banten H. Wahidin Halim (WH) mengaku pernah
dikritik di berbagai forum dan media
sosial, seakan-akan Provinsi Banten tidak berbuat apa-apa dalam menghadapi
Covid-19. Faktanya kini, Provinsi Banten sudah masuk Zona Kuning dan berada di
posisi 12 nasional.
"Saya memang jarang tampil dan bicara di televisi. Yang
penting, saya bekerja dan yakin mengurangi Covid-19. Faktanya, bagaimana
seluruh lini baik Polda, Korem, Bupati, dan Walikota serta para alim ulama yang
bekerja keras mencapai ini semua. Karena kita tahu apa yang harus kita
lakukan," ungkap Gubernur Banten, Minggu (12/7/2020).
Hal itu disampaikan Gubernur Banten dalam telekonferensi
Evaluasi Pembatasan Sosial Berskala Besar Wilayah Tangerang Raya yang diikuti
oleh Wakil Gubernur Andika Hazrumy, Sekda Al Muktabar, Forkopimda Provinsi
Banten, Forkopimda Tangerang Raya, serta para kepala Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) Provinsi Banten dan Tangerang Raya, Minggu (12/7/2020).
"Dan ini faktualnya, Banten benar-benar menunjukkan
upayanya. Bisa tanya kepada para bupati dan walikota," tambahnya.
Dari evaluasi itu, disepakati bahwa PSBB di wilayah
Tangerang Raya diperpanjang sampai pada 26
Juli 2020 . Namun dengan kelonggaran untuk sejumlah kegiatan tertentu yang
berisiko rendah terhadap penularan dan penyebaran Covid-19. Sementara untuk
kegiatan yang berisiko sedang, agak tinggi, dan tinggi tetap akan dibatasi.
Diakui Gubernur Banten, sejak awal dirinya tidak sepakat
dengan istilah new normal tetapi yang terpenting adalah harus membiasakan diri
di dalam suatu kehidupan baru. Karena ada perubahan nilai-nilai budaya dan
harus melalui internalisasi dan institusionalisasi. Menjadi suatu kebiasaan
baru di masyarakat.
Dikatakannya, sejak awal pembiasaan Protokol Kesehatan
Covid-19 bisa jadi konflik bagi diri dan
sebagian masyarakat. Namun lama kelamaan karena kesadaran akan pentingnya
menghadapi pandemi akhirnya jadi berkompromi dengan kebiasaan-kebiasaan dan
nilai-nilai baru. Sebuah proses yang membutuhkan waktu.
"Kita membutuhkan waktu sampai terjadi internalisasi
diri. Kalau sudah menyatu, dan sudah jadi ter-institusionalisasi, Insya Allah
tanpa sosialisasi lagi kita akan sudah ter biasa dan merasakan pentingnya dan manfaat suatu
kehidupan baru," jelasnya.
Gubernur Banten pun mengaku ditanya beberapa kalangan resep
Provinsi Banten mencapai Zona Kuning dari sebelumnya sebagai Zona Merah dan
epicentrum Covid-19. Bahwa resep yang paling ampuh adalah soliditas di antara
semua unsur yang ada di Provinsi Banten.
"Inilah yang saya merasa bangga dan bahagia. Ketika
Walikota, Bupati, Polisi, TNI dan seluruh unsur lapisan masyarakat solid. Dan
ternyata masyarakat dengan kesadarannya ikut menciptakan budaya baru tanpa
diperintah lagi," ungkapnya.
Menurut Gubernur Banten, berbagai indikator akan diuji lagi
dan harus mendapatkan jaminan. Panduan pendekatan dengan format atau model yang
bisa menurunkan kuning menjadi hijau perlu pertimbangan dari semua pihak. Agar
bisa menembus dan semangat dari merah, menjadi kuning dan terakhir bisa menjadi
zona hijau.
"Sehingga, kita benar-benar tahu langkah-langkah apa
yang harus kita lakukan agar kita mendapatkan standarisasi yang jelas untuk hal
ini," jelasnya.
"Kita sepakat untuk memperpanjang PSBB," tambah
Gubernur Banten.
Dikatakan, soal ritual keagamaan Gubernur Banten berpesan
jangan sampai terganggu karena ketatnya peraturan. Hal yang sudah terbiasa
menjadi tradisi seperti pelaksanaan penyembelihan hewan kurban jangan di Rumah
Potong Hewan (RPH) tapi tetap perlu diberikan kelonggaran untuk dilaksanakan di
masjid-masjid dengan protokol kesehatan yang ketat.
Menurut Gubernur Banten, kalau PSBB sebelumnya relatif serba
tidak boleh, pada PSBB selanjutnya secara teknis ada yang bisa dilonggarkan.
Ada kegiatan yang bisa dibolehkan namun dengan tingkat risiko yang rendah.
"Kegiatan lain yang berisiko tinggi, agak tinggi, dan
sedang tentu harus menjadi perhatian kita bersama," ungkapnya.
"Kalau PSBB ini tidak kita lanjutkan saya khawatir.
Karena ada tugas kita yang harus kita optimalkan. Jangan sampai kalau kita
cabut PSBB akan terjadi euforia, masyarakat kembali seperti semula dan
lupa," tutur Gubernur Wahidin Halim. (*/pur)
0 Comments