Gubernur Banten Wahidin Halim dampingi Mendagri Tito Karnavian saat memberi penjelasan kepada wartawan di Kota Seang. (Foto: Istimewa) |
NET - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengapresiasi
langkah Gubernur Banten H. Wahidin Halim (WH) dalam kesiapsiagaan menghadapi
virus corona (Covid-19). Pemerintah Provinsi Banten bersama Pemerintah
Kabupaten dan Kota telah melakukan sejumlah langkah melalui sosialisasi dan
mitigasi warga yang terpapar Covid-19.
"Pak Gubernur sudah membentuk command center Covid-19.
Koordinasi dengan kabupaten dan kota juga cukup baik," ungkap Mendagri
Tito Karnavian, Kamis (19/3/2020).
Tito mengatakan hal di depan para wartawan usai Rapat
Koordinasi Penanganan Wabah Virus Corona (Covid-19) Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia dengan Jajaran Pemerintah Provinsi Banten dan Pemerintah
Kabupaten dan Kota se-Provinsi Banten di Pendopo Gubernur Banten, Kawasan Pusat
Pemerintah Provinsi Banten (KP-3B), Jalan Syech Nawawi Albantani, Curug, Kota
Serang.
Mendagri Tito mengaku datang ke Banten karena berkepentingan
penduduk Banten yang besar, sekitar 11
juta orang, terkonsentrasi di Tangerang yang berdekatan dengan Jakarta. Sementara
Jakarta dan daerah lain ada yang positif Covid-19.
"Kita datang dan berdiskusi langkah yang diambil bupat
dani walikota sekaligus juga hambatan dan usulan program," jelasnya.
Dikatakan, saat ini telah memasuki fase penularan. Pada fase
ini umumnya mengalami grafik eksponensial, pertumbuhan cepat. Pemerintah
melakukan edukasi ke masyarakat berdasarkan hasil pengalaman Pemerintah
Tiongkok yang telah dibukukan.
Langkah untuk membuat kebijakan social distance dan kerumuan
karena menunjang penularan. Kerumunan dalam kegiatan pariwisata, keagamaan,
maupun olahraga dan seni kalaupun tetap dilaksanakan harus ada social distance,
kata Tito.
"Selain upaya-upaya edukasi hingga tingkat terkecil,
keluarga. Termasuk menggunakan jaringan Polda dan Korem. Upaya mitigasi,
mempersiapkan sarana prasarana rumah sakit, laboratorium dan lain-lain agar
masyarakat dapat melakukan pemeriksaan dan perawatan jika positif. Juga
perawatan jika terjadi peningkatan pasien positif," papar Mendagri Tito.
Menurutnya, penanganan Covid-19 perlu langkah-langkah yang
memperhatikan dimensi kesehatan dan dimensi ekonomi. Karena langkah dan
kebijakan yang diambil bisa berpengaruh pada dunia usaha, sehingga perlu
menjaga kestabilan ekonomi. Persediaan sembako harus cukup. Memperkuat
kapasitas sistem kesehatan, termasuk penyediaan disinfektan di ruang publik.
Membantu masyarakat yang masuk kelompok ekonomi rentan.
"Tetap menghidupkan usaha. Banten banyak pabrik yang
menjadi tulang punggung ekonomi nasional. Termasuk pada usaha menengah, dan UMKM
(Usaha Mikro Kecil, dan Menengah) sehingga mereka masih tetap berjalan usahanya,"
tutur Mendagri Tito.
Dikatakan, Kementerian Dalam Negeri telah mengeluarkan
peraturan tentang Realokasi Anggaran Daerah. Peraturan itu bisa menjadi dasar
hukum untuk realokasi Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk peningkatan kapasitas
isu Covid-19, penguatan alat yang diperlukan dalam mitigasi, memberikan bantuan
rakyat ekonomi lemah, serta memberikan bantuan ke pengusaha.
"Realokasi cukup diberitahukan ke DPRD (Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah-red), tidak perlu dirapatkan," jelasnya.
"Prinsipnya, kita upayakan membendung penyebaran,
memperkuat daya tahan tubuh masing masing, dan mempertahankan
perekonomian," pungkasnya.
Turut hadir: Sekda Pemprov Banten Al Muktabar, Kapolda
Banten Irjen Agung Sabar Santoso, Danrem 064 Maulana Yusuf Kolonel Inf Windiyatno,
Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, Walikota Tangerang Arief R. Wismansyah,
Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany, jajaran pejabat Kementerian Dalam Negeri RI,
Jubir Gugus Tugas Covid-19 yang juga Kadinkes Pemprov Banten Ati Pramudji Hastuti,
serta kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Banten. (*/pur)
0 Comments