Warga dengan biaya swadaya melakukan sendiri pekerjaan perbaikan jalan. (Foto: Istimewa) |
NET - Jalan merupakan
fasilitas umum (Fasum) yang seyogianya dibangun oleh pemerintah jika
fasos-fasum sudah diberikan dari pengembang kepada pemerintah. Namun
sebaliknya, perbaikan dan perawatan jalan juga menjadi tanggungjawab pengembang
apabila asetnya masih belum diserahkan.
Namun, disayangkan dengan apa yang dilakukan oleh sejumlah
Warga Perumahan Sodong Village, Desa Sodong, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten
Tangerang ini. Belum ada keikutsertaan dari pihak pengembang maupun pemerintah,
mereka rela bergotong-royong memperbaiki jalan pada Minggu, 23 Februari 2020.
Langkah tersebut dilakukan lantaran keprihatinan mereka
dengan kondisi jalan yang sulit dilalui
dan becek pada saat musim penghujan. Sehingga, mereka berinisiatif patungan
untuk membeli pasir, batu, bahkan tanah urugan aspal bekas.
Ketua RW 06, Desa Sodong Roni mengatakan belum adanya
kepastian kapan waktu jalan akan diperbaiki. Sehingga memaksa warga Perumahan
Sodong Village memperbaiki jalan dengan cara patungan. Hal ini dilakukan dengan
cara iuran secara sukarela alias tanpa
adanya unsur paksaan.
"Kita sudah berulang kali meminta kepada pengembang
untuk perbaikan jalan. Tapi sejak tahun 2011 pengembang hingga kini belum
memberikan kepastian waktu perbaikan," tandasnya.
Roni mengaku sebelumnya, warga sudah bergotong royong
memperbaiki jalan dengan memanfaatkan
material beton yang didapat dari sisa pembangunan beton di jalan tol Tangerang–Merak. Karena jalan dianggap tidak maksimal
saat dilalui, maka ditimbun dan diratakan lagi dengan urugan tanah hitam.
"Biaya opersional selama pembangunan berasal dari dana
sumbangan sukarela warga. Sedangkan, peralatan yang digunakan pada proses
pembenahan hingga perataan jalan berasal dari warga setempat," tandasnya.
Roni menyebut pihaknya belum mengetahui status fasilitas
sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum) Perumahan Sodong Village. Pihak
pemerintah desa dan kecamatan, belum dapat berkontribusi dalam perbaikan jalan
ini. Lantaran masih menunggu adanya serah terima Fasos-fasum dari pihak
pengembang.
"Jadi, kita musayawarah dan memutuskan untuk inisiatif
membenahi jalan dengan sukarela. Sebab, dari pengembang tidak ada jawaban
sampai saat ini soal kapan waktu diperbaiki,” tutur Roni. (*/pur)
0 Comments