Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis. (Foto: Istimewa/koleksi pribadi) |
Oleh: Varhan Abdul Azis
PENULIS membuat ini bukan karena
punya nama belakang sama dengan Kapolri.
Penulis tidak satu marga, beliau Orang Sulawesi, penulis blasteran Bali
- India. Tidak ada kaitan saudara, kecuali dari Nabi Adam.
Kemarin lusa, penulis mendapat
undangan menghadiri Peresmian Indonesia Safety Driving Center (ISDC). Penulis
semangat hadir karena suka latihan
freestyle angkat-angkat roda motor, ngepot atau gaya-gaya, mau belajar safety
driving juga. Di sana Pak Idham hadir membuka.
Penulis belum pernah bertemu
beliau! Kecuali dari teve dan media, sebagai penulis cukup tertarik degan
gaya-gaya egaliter beliau saat pidato, dari video youtube. Ada nuansa tanpa sekat saat ia bicara pada
bawahanya.
Kalau ada Jendral bintang
empat suasana cenderung tegang biasa
hadir. Idham mengubah paradigma itu, nuansa yang penulis kira akan kaku berubah
jadi dinamis berbalut ceria, kala Jendral ini turun dari mobil dinasnya.
Yang membuat penulis kaget, semua
orang yang ada di panggung disalaminya! Ini Jenderal menghargai betul
orang-orang di sekitarnya. Jenderal Polisi Bintang 3,2,1 bahkan Kombespol yang
hadir di sana, bahkan ada yang senior beliau, semua disapa dengan kata
"Bang.." dengan penuh hormat.
Penulis menyaksikan pemandangan jleb.
Saking menghargainya ia pada senior, ada beberapa Jenderal di bawahnya yang ia
berikan hormat terlebih dahulu saat beliau menghampirinya!
Masya Allah, rendah hati sekali
Jenderal ini. Menjadi kewajaran bawahan hormat mengawali,
ini atasan memberi hormat diawal, penghargaan kepada abang-abangnya. Dari
gesturenya, Kapolri ini tidak segan menyalami sambil membungkuk sinyal
"pakewuh " terhadap pendahulunya. Big Respect!
Sambil termenung setengah shock,
penulis berfikir. Penulis harus belajar banyak sama sosok ini . Kalau penulis
jadi pejabat nanti, sudah ketemu salah satu role model. Attitude terkecil
adalah cara seseorang menyapa orang lain. Tapi first sight inilah yang jadi
penilaian abadi.
Kapolri tidak bisa menyalami
penulis, karena penulis di belakang
barisan depan, namun ia sempat memandang penulis, dan memberikan anggukan tanda
sapa. Kenal penulis tidak dia ke penulis, ia bisa saja jaim atau tak acuh,
karena penulis belum jadi pejabat. Namun
sikapnya membuka satu pintu kenyamanan positif bersahabat.
Selesai sesi lapangan, kami naik
bus bareng-bareng ke aula yang berjarak sekitar 1 kilometere. Kapolri memilih tidak naik mobil dinas, ikut
bus bareng para undangan lainnya. Salut . Di Aula ratusan perwira tinggi maupun
menengah dari seluruh Indonesia duduk
rapih. Kapolri masuk dengan senyum santai sambil melambai ke seluruh peserta
kanan kiri tanda penghargaan untuk junior-juniornya.
Dalam sambutannya, Jenderal Idham
menyampaikan, "Kerjalah yang lurus,
tidak perlu menghadap-menghadap cari jabatan." Ia berpesan tidak
perlu khawatir, kalau kerja bagus, pasti
Tuhan akan berikan jalan. "Jangan izin menghadap, saya tutup pintu
kalau begitu. " Persis yang penulis lihat di whatsapp video, beliau tegas urusan anti Nepotisme.
Sisi kesederhanaanya terlihat di
mata penulis, dari sedemikian ia menikmati acara yg dilaksanakan di Gedung Aula
Pusdik Korlantas Polri Serpong. "Bagus Kita kembali ke rumah, tidak
perlu lah sering-sering hotel, kita kembali mengenang tempat kita dididik.
"Puji Idham kepada acara yang digagas Korlantas Polri ini.
Pada akhir sesi, Idham Azis nge
jam bareng legenda musik Indonesia, Bang Ebieth G. Saya tidak mau puji
berlebihan, tapi suara Jenderal kita ini
memang enak didengar, pas sama lagunya.
Beliau menyanyikan lagu Ebiet D Ade,
untuk almarhum ayahnya, tanda ingatnya ia pada didikan & doa yg
membawanya dalam perjalanan amanah besar ini.
Tanpa sadar, setetes air ke luar dari
mata penulis, buru-buru penulis
lap, malu dilihat Polwan
cantik di sebelah penulis. Tapi, penulis jadi ikut kangen almarhum ayah
penulis. Sambil bengong, penulis melihat
Kapolri yang masih menyanyi haru. Kalau
Ayah penulis tidak meninggal karena tumor otak, sekarang seumuran Pak Idham.
Nangis lagi, biarlah, tidak
penulis lap. Penulis mau menikmati momen haru ini, lagipula mbak Polwan cantiknya udah pergi ngurus yang lain.
Sehari itu, penulis dapat moment of truth. Polri memiliki ayah yang tepat untuk
anak -anaknya. Ayah kita semua Jenderal Idham Azis. (***)
Penulis adalah alumni Magister Ketahanan Nasional Universitas Indonesia.
0 Comments