Gubernur Banten H. Wahidin Halim sempat berkelakar disambut hadirin. (Foto: Istimewa) |
NET – Gubernur Banten H. Wahidin Halim (WH) menyatakan,
"Saya sepakat bahwa pendidikan harus dimajukan, perpustakaan harus
dibangun”.
Hal itu diungkapkan Gubernur Banten saat menjadi pembicara
utama dalam Studium General Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN)
Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten 2020 di Aula Rektor UIN SMH Banten,
Jalan Sudirman No. 30, Kota Serang, Sabtu, (15/2/2020).
Dalam studium general bertema Sinergitas Pemerintah Daerah
dan Perguruan Tinggi Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan Islam dan SDM Banten
itu, Gubernur mengaku rutin melakukan diskusi secara berkala dengan akademisi
dan ulama Banten.
Gubernur WH pun mengungkapkan masa kejayaan Kesultanan
Banten pada era Sultan Maulana Hasanuddin yang ditempuh dengan membangun
pendidikan dengan mendirikan madrasah-madrasah atau sekolah. Gubernur mengaku
konsen membangun peradaban Banten dengan melakukan Revitalisasi Kawasan
Kesultanan Banten.
"Saat menjabat Walikota Tangerang, saya alokasikan 42
persen dana dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah-red) Kota
Tangerang untuk pendidikan," tambahnya.
Dikatakan, saat ini untuk sekolah-sekolah yang menjadi
kewenangan Provinsi Banten sudah gratis. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten
meningkatkan honor tenaga kependidikan, guru honorer, serta tunjangan kinerja
guru SMAN, SMKN, dan SKhN. Serta membangun kelas baru dan unit sekolah baru.
"Islam tidak hanya ekslusif mempelajari ilmu agama,
tapi juga ilmu pengetahuan," tegasnya.
Namun, kata Gubernur, saat terjadi disorientasi nilai nilai
agama akibat teknologi. Peradaban teknologi telah mendegradasi nilai-nilai.
Perlu diteliti untuk kolaborasi antara pengajaran dan pendidikan agama dengan
teknologi.
Gubernur WH pun menepis anggapan Pemprov kurang
memperhatikan pendidikan agama atau madrasah di Provinsi Banten. Menurutnya,
hal ini tidak terlepas dari posisi madrasah ibtidaiyah, madrasah tsanawiyah,
dan madrasah aliyah yang menjadi kewenangan Kementerian Agama.
"Kalau saya membantu bisa terjadi tumpang tindih
kewenangan dan administrasi. Bisa diperiksa oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan,
red). Kalau sifatnya sangat mendesak dan penting, baru bisa dibantu. Itu pun
tidak banyak," jelas Gubernur.
Gubernur Banten H. Wahidin Halim berfoto bersama Rektor UIN SMH dan para dekan. (Foto: Istimewa) |
Dalam kesempatan itu, Gubernur WH menyampaikan capaian pembangunan yang telah
diraih oleh Pemprov Banten pada era kepemimpinannya bersama Wagub Andika
Hazrumy. Di antaranya: reformasi birokasi khususnya dalam pencegahan dan
pemberantasan korupsi, peningakatan pendapatan
daerah, pembangunan infrastruktur jalan, peningkatan infrastruktur
ibukota Provinsi Banten, pembangunan fasilitas kesehatan, program bantuan iuran (PBI) premi BPJS
Kesehatan bagi warga tidak mampu yang mencapai Rp 600 miliar, pembangunan
sekolah dan pendidikan gratis, bantuan kepada hampir 4.000 pondok pesantren,
revitalisasi Kawasan Kesultanan Banten yang kini telah tumbuh menjadi kawasan
wisata religi yang paling represntatif dan terbesar di Indonesia, hingga
pembangunan pertanian dan agrowisata yang kini menjadi fokus pembangunan
Provinsi Banten pada 2020.
"Agama harus masuk ke hati kita. Moral kita harus kita
pertanggungjawabkan kepada masyarakat. Reformasi birokrasi untuk membangun
mentalitas para pejabat. Mampu mengkonstruksikan pikirannya dalam pembangunan
Banten. Kita harus mengoptimalkan usaha dan perjuangan kita," tutur Gubernur.
Disebutkan, saat ini Pemprov Banten fokus membangun pertanian dari sisi
mekanisasi. Hal ini guna mencegah petani migrasi ke kota. Bekerja di industri
ataupun perdagangan dan meninggalkan pertanian.
Sementara itu, Rektor UIN SMH Prof Fauzul Iman yakin para
peserta pascasarjana mempunya niat belajar untuk membangun Banten. Semoga
menghasilkam teori yang bermanfaat bagi masyarakat.
"Beliau (Gubernur WH, red) sangat agresif membangun
infrastruktur Banten. Sering mengundang akademisi dan ulama untuk
berdiskusi," ungkapnya.
Gubernur Banten, kata Rektor, memiliki kepekaan untuk membangun perguruan
tinggi di Banten. Sudah memulai sinergitas dengan perguruan tinggi untuk
membangun Banten.
"Insya Allah PaK Gubenur mampu membangun Banten yang
lebih baik," pungkasnya.
Menurut Direktur Pascasarjana UIN SMH Banten Prof Muhammad
Riyadh Firdaus, tahun ini Program Pascasarjan UIN SMH Banten menerima 101
peserta. Program doktoral atau strata 3 sebanyak 24 peserta, program magister
atau strata 2 sebanyak 97 peserta. Saat ini Program Pascasarjana UIN SMH Banten
diikuti 450 peserta dan telah menghasilkan 530 orang alumni. (*/pur)
0 Comments