Warga di pengungsian di Lebak senang dikunjungi Gubernur Banten H. Wahidin Halim. (Foto: Istimewa) |
NET – Gubernur Banten H. Wahidin Halim (WH) menyebutakan penangan
banjir bandang maupun banjir di beberapa wilayah Banten sesuai dengan protap
(prosedur tetap).
"Pertama, kita respon dengan evakuasi. Kita bawa ke
pengungsian. Beberapa lokasi di Kabupaten Lebak seperti Lebak Gedong yang
jalurnya terkena longsor baru pada Kamis kita berhasil menembus dengan
excavator,” ujar Gubernur Banten kepada wartawan di Posko Kesehatan, Pinang,
Kota Tangerang, Sabtu (4/1/2020).
Lalu ada juga yang berada di seberang sungai, kata Gubernur,
sudah mulai dievakuasi oleh tim Brimob melalui perahu karet, terutama yang
jembatannya terputus.
Dikatakan, akibat banjir ada 11 jembatan yang terputus.
Jembatan provinsi satu buah, jembatan kabupaten penghubung antar kecamatan ada
tiga buah, dan tujuh jembatan gantung yang menghubungkan antara satu kampung
dengan kampung yang lain.
Dalam proses penanganan dampak banjir, imbuh Gubernur WH,
ada juga masyarakat yang menolak dievakuasi karena memang sebenarnya mereka
hanya terputus komunikasinya.
"Yang kedua melalui posko-posko penanganan banjir semua
tim bergerak mulai provinsi, kota, dan kabupaten. Kita juga menyediakan
kebutuhan selama mereka di pengungsian. Hampir semuanya mendapatkan
pelayanan," ungkap Gubernur WH.
Yang ketiga, kata Gubernur, adalah aspek persoalan paska
banjir. Ada 700 kepala keluarga (KK) di Kabupaten Lebak yang mereka terkena
dampak rumahnya hanyut. Begitu juga rumah-rumah di tempat lain yang
rusak," tambah Gubernur WH.
Dijelaskan, untuk jembatan provinsi yang putus akan dibangun
jembatan sementara. Sementara untuk pembanguna kembali jembatan gantung yang
terputus sedang dibahas secara intensif
bersama-sama dengan bupati dan walikota.
Menurut Gubernur WH, korban jiwa di Kabupaten Lebak hingga
saat ini masih perlu dikonfirmasi antara 2 atau 3 jiwa. Rumah yang rusak mencapai
700. Jumlah pengungsi sebanyak 2.000 jiwa tersebar di 82 posko pengungsian.
Sementara di wilayah Tangerang Raya ada sekitar 3.000 jiwa yang tersebar di 57
posko pengungsian dan tidak ada laporan korban jiwa.
"Sampai sekarang, mereka masih tinggal di pengungsian.
Walaupun banjir telah surut, namun mereka membutuhkan bantuan untuk membersihkan
rumahnya," jelasnya.
Gubernur WH menegaskan bantuan sudah terdistribusi dengan
baik. "Di Banten partisipasi masyarakat cukup baik dan banyak. Pemerintah
provinsi dan pemerintah kabupaten dan kota bahu membahu dan memamg sudah kita
anggarkan untuk kebutuhan logistik itu," ungkapnya.
Dalam waktu 14 hari paska penetapan tanggap darurat, Pemprov
berusaha memutuskan, merumuskan
penangnan paska banjir. Banyak masyarakat yang kehilangan rumah serta jembatan
putus.
“Ini persoalan selama 14 hari yang sesuai aturan harus segera kita ambil
langkah-langkah mencari solusi yang terbaik bagi masyarakat," pungkasnya.
Sebagai informasi banjir yang melanda beberapa wilayah
Provinsi Banten berdampak pada 181 desa pada 43 kecamatam di 5 kabupaten dan kota.
Data terbaru, di beberapa wilayah Kabupetan Lebak telah didirikan 7 posko
pengungsianya g menampung 4.365 pengungsi. (*/pur)
0 Comments