Kepala BPPT Hammam Riza saat serahkan pengharggan kepada inovator. (Foto: Dade Fachri/TangerangNet.Com) |
NET - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memberikan
penghargaan kepada para inovator yang memberikan sumbangsih pada produk inovasi
di dalam negeri, lewat Kegiatan BPPT Inovator Award (BIA) 2019.
"Kegiatan ini sebagai bentuk penerapan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (IPTEK) terus digaungkan kepada masyarakat untuk menumbuhkan
budaya dan ekosistem inovasi yang kuat pada era revolusi industri 4.0.
Penghargaan ini diharapkan menumbuhkan motivasi bagi para insan teknologi,
untuk terus berkarya dalam melahirkan inovasi dalam berbagai sektor," ujar
Kepala BPPT Hammam Riza.
Hal itu dikatakan Hammam Riza pada acara "BPPT
Innovator Award", di Ruang Auditorium BJ Habibie, Gedung II BPPT, Lantai
3, Jl. MH Thamrin Jakarta, Senin (10/12/2019) malam.
Pemberian penghargaan ditujukan untuk menjadi pendorong dan
motivasi bagi innovator teknologi, agar karyanya semakin berdaya saing dan menjadi
branding product inovasi Indonesia. Ada lima azas inovasi yang harus dipenuhi
dalam proses penilaian, meliputi Azas Inovasi atau Invensi, Azas Kreatif, Azas
Efisien dan Efektif, Azas Nilai Tambah, serta Azas Manfaat.
"Saya apresiasi kepada para peserta yang mendaftarkan
karya inovasinya, dengan jumlah peserta yang mendaftar sebanyak 130 orang
menunjukkan iklim inovasi di Indonesia tren positif. Saya kira ini hal positif
ya, total ada 130 yang terdiri dari 42 untuk Inovasi Teknologi, 9 untuk Layanan
Teknologi, 10 untuk Transformasi Digital, 37 untuk Perseorangan dan 32 untuk
kategori Instansi/lembaga/perguruan tinggi/perusahaan. Semoga ke depan,
ekosistem inovasi di Indonesia akan terus meningkat pesat,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Riset dan Teknologi
(Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro
mengungkapkan bahwa nantinya BRIN akan mengkoordinasikan Dana Riset dalam
rangka agar tidak terjadi duplikasi dan in-efisiensi dalam pengembangan dan
penerapan penelitian serta Inovasi. Sudah menjadi tugas dari BRIN untuk
memastikan tidak ada lagi APBN yang nantinya terpakai untuk hal-hal yang
berujung sama atau tidak efisien.
"Sehingga, dana riset yang tergolong besar benar-benar
terpakai untuk hal yang sesuai dengan kebutuhan. Dana riset pasti akan kita
kendalikan dari BRIN. Semua itu sebagai upaya tidak terjadinya inefisiensi dan
duplikasi penelitian. Apalagi, dana riset ini tidak tergolong kecil, bisa
dibilang besar," kata Bambang.
Nah, kita mau dana tersebut terpakai untuk fokus pada satu
hal, tapi dikerjakan dan menghasilkan yang terbaik bahwa saat ini belum
mengetahui secara persis berapa besaran dana riset yang akan terkumpul di BRIN
nantinya. Namun, secara hitungan kasar, Mantan Menteri Keuangan tersebut,
memperkirakan dana riset yang akan dihimpun oleh BRIN akan berkisar Rp 30 triliun.
"Tentu tidak semua akan digunakan untuk riset, ada
beberapa untuk pemeliharaan infrastruktur dan operasional. Tapi dari dana
tersebut, kami perkirakan sekitar separuhnha yang akan bisa dimanfaakan
langsung dengan yang berkeenaan dengan riset," ujarnya.
Bambang menjelaskan pengkoordinasian dana riset, BRIN juga
akan menjalankan sinergitas riset antar lembaga. Dan upaya pertama yang akan
dilakukan nantinya adalah memperkaya database riset di Indonesia. Dengan adanya
BRIN, tugas awalnya adalah membuat data base mengenai Litbang jirap di
Indonesia. (dade)
0 Comments