Titiek Soeharto: sulit dibendung. (Foto: Istimewa) |
NET - Keinginan kuat
dari masyarakat untuk perubahan tidak lagi dapat dibendung. Hal itulah yang
menyebabkan calon presiden Prabowo Subianto selalu disambut dengan meriah, dan
masyarakat dalam jumlah puluhan ribu pun tumpah ruah, bersedia berjejal-jejal
untuk mengelu-elukannya.
Pernyataan itu disampaikan Siti Hediati Hariyadi, atau akrab
disapa Titiek Soeharto, saat ditanya wartawan usai memberikan sambutan dan
melakukan peletakan batu pertama dibangunnya Pasar Desa Modern di Desa
Trirengo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (30/3/2019).
Pasar tersebut dibangun sebagai bantuan Yayasan Dana
Sejahtera Mandiri atau Damandiri, yakni Mbak Titiek menjadi salah seorang
pembinanya. Dengan bantuan Yayasan Damandiri pula, Desa Trirenggo sudah lama
mengentas sebagai desa mandiri lestari.
Menurut Titiek, sambutan meriah terhadap Prabowo di setiap
daerah yang dikunjunginya itu sangat jelas merupakan spontanitas masyarakat.
“Semoga saja semua itu turut memberikan dorongan semangat
yang besar buat kita memenangkan Pemilu ini. Bukan untuk kepentingan Pak
Prabowo atau Pak Sandi, melainkan kepentingan bangsa Indonesia ke depan,"
ujar Mbak Titiek.
Titiek meyakini sambutan
meriah dari rakyat itu mencerminkan
rakyat sudah sangat rindu dengan pemimpin amanah dan kapabel. Pemimpin yang
punya kemampuan untuk melakukan perbaikan bagi Indonesia ke depan, yakni yang
bisa membangun bangsa, segera mengentaskan kemiskinan dan memerangi kebodohan
agar Indonesia bisa sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
“Karena itu, pemilih harus memilih pemimpin yang pas dengan
hati nurani Bapak Ibu semua,” ucap Titiek sembari menekankan bunyi pada kata
‘pas’ yang ia katakan.
Dengan tekad untuk maju itu pula, kata Titiek, pihaknya
terus mengembangkan Desa Trirenggo. Dengan membangun pasar modern setelah desa
itu tergolong menjadi desa mandiri-lestari. Hal itu bisa memberikan lapangan
kerja dan menghidupkan ekonomi masyarakat sekitar.
Desa Trirenggo merupakan desa binaan Yayasan Damandiri yang
telah mengentas menjadi Desa Mandiri Lestari. Menurut Kepala Desa Trirenggo
Munawar, dengan bantuan intensif yang dilakukan Damandiri, desa itu berhasil
mengurangi jumlah keluarga miskin.
“Dari 1.700 kepala keluarga (KK) yang tergolong miskin pada
akhir November 2016, jumlah keluarga miskin kini tinggal 837 KK saja,” ungkap
Munawar.
Bukan hanya menggerakkan perekonomian masyarakat dengan
pendampingan perkonomian dan memberikan akses modal, Damandiri pun kerap
memberikan sumbangan sosial. Dalam kesempatan itu pun, Ketua Yayasan Damandiri
Soebiyakto Cakrawerdaya menyatakan pihaknya membantu masyarakat Trirenggo
membangun 44 homestay, semenisasi lantai dan bedah rumah untuk 35 unit rumah,
bantuan pembangunan jamban di 235 rumah, pemberian akses modal murah kepada
para pedagang kecil dan sebagainya.
Guna lebih meningkatkan kesejahteraan warganya, bekerja sama
dengan Damandiri, kini Desa Trirenggo sudah menyiapkan tanah seluas 7 hektare
untuk pembangunan desa wisata.
Bukan hanya dihadiri warga masyarakat setempat, peletakan
batu pertama pembangunan pasar modern itu juga dihadiri warga empat desa
lainnya yang juga mendapatkan bantuan dan pendampingan Damandiri, antara lain
untuk para anggota Koperasi Unit Desa (KUD) Desa Mandiri Lestari Krambilsawit
di Kecamatan Saptosari, Gunung Kidul.
“Yayasan Damandiri merupakan yayasan yang didirikan Pak
Harto untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di berbagai daerah di
Indonesia. Hal ini sejalan cita-cita Pak Harto yang selalu peduli dengan
rakyatnya. Beliau ingin semua masyarakat terus meningkat kesejahteraannya,”
tutur Titiek. (*28/pur)
0 Comments