Mbak Tutut: kiyai yang dekat dengan Pak Harto. (Foto: Istimewa) |
NET - Selalu
menyediakan waktu untuk mengunjungi alim ulama dan para santri penuntut ilmu
agama di berbagai pesantren, merupakan salah satu amanat dari Presiden Soeharto
kepada anak-anaknya semasa beliau masih hidup.
Putra-putri Pak Harto pun terus menghidupkan kebiasaan
tersebut sebagai salah satu bakti mereka kepada Sang Ayah.
Kenyataan itu dibeberkan oleh Mbak Tutut kepada wartawan
dalam sebuah pertemuan informal di rumah kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis
(28/3/2019). Mbak Tutut menyebutkan kebiasaan Pak Harto itulah yang membuat
almarhum memiliki kedekatan dengan berbagai ulama dan pesantren yang mereka
pimpin, saat Pak Harto mengemban amanat sebagai presiden.
Salah seorang kyai yang dikenalnya sangat dekat dengan Pak
Harto adalah KH Muhammad Ma’sum, pendiri dan Pembina Pondok Pesantren Al-Ishlah,
Bondowoso, Jawa Timur.
“Sebagai wujud meneladani almarhum Bapak pula, maka
perjalanan mengunjungi beberapa pesantren di Jawa Timur ini, kami lakukan,”
ungkap Mbak Tutut.
Bersama adiknya Siti Hutami Endang Adiningsih atau Mbak
Mamiek, rombongan Putri Sulung Pak Harto itu akan mengunjungi pesantren Tambak
Beras di Jombang dan Pondok Pesantren Al Kamal di Blitar.
Sebagaimana diketahui masyarakar luas, Pak harto semasa
hidupnya rajin melakukan kunjungan incognito atau blusukan ke berbagai
pesantren. Bedanya, saat itu Pak Harto tidak pernah membawa rombongan kru media
dan kru televisi.
Misal, pada 25 Juli 1970, Pak Harto bersilaturahmi ke
Pesantren Tebuireng, Jombang, dalam rangkaian kunjungan incognito beliau menuju
pesantren. Pak Harto sempat singgah di Desa Sentul, Kecamatan Tembalang,
Jombang, untuk menyaksikan proyek Bimas setempat.
Di sana, Pak Harto melihat sebuah pameran hasil bumi dan
kerajinan yang digelar penduduk. Momen itu bisa dilihat dalam gambar di Museum
Purna Bhakti Pertiwi.
Pesantren pertama yang dikunjungi Pak Harto saat itu adalah
Pesantren Bahrul Ulum, Tambak Beras, Tambakrejo-Jombang. Pesantren ini
didirikan Kyai Haji Abdus Salam, pengikut Pangeran Diponegoro yang dikenal
dengan nama Mbah Soichah, tahun 1825 -- atau di masa akhir Perang Jawa.
Dari pesantren ini, tampil KH Abdul Wahib Wahab yang menjadi
Menteri Agama era Presiden Soekarno. Di pesantren ini pula, dulu KH Abdurahman
Wahid (Gus Dur) pernah menimba ilmu.
Pada rangkaian kunjungan itu Pak Harto juga bersilaturahmi
ke Pesantren Darul Ulum, Rejoso, dan Pesantren Mambaul Maarif di Denanyar,
serta Pesantren Tebu Ireng.
Pesantren Tebu Ireng adalah pesantren terkemuka yang didirikan
KH Hasyim Asy’ari pada 1899. Bisa dibilang itulah induk pesantren-pesantren di
Jawa Timur. Sejumlah tokoh penting dalam dunia politik Indonesia lahir dari
pesantren ini. Antara lain KH Wahid Hasyim, KH Yusuf Hasyim, KH Abdurahman
Wahid, dan KH Solahudin Wahid. (*22/pur)
#IndonesiaBerkarya
#PartaiBerkarya
#Berkarya
#SaungBerkarya
#EkonomiKerakyatan
#HutomoMandalaPutra
#TututSoeharto
0 Comments