Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Trayek Angkutan Kota Dialihkan Ke Pemukiman

Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang 
Saeful Rohman: masih dalam kajian.
(Foto: Man Handoyo/TangerangNet.om)


NET – Guna untuk megatasi kemacetan lalulintas di jalan raya, Pemerintah Kota Tangerang tidak hanya akan menyubsidi angkutan kota (Angkot) agar menjadi angkutan umum yang  melintas di pemukiman warga. 

Namun, Angkot tersebut  akan dibeli  oleh Pemda Kota Tangerang, untuk  dioperasikan kembali oleh operator  yang siap menjalankan usaha tersebut. ''Rencana ini masih dalam tahap pengkajian. Apakah secara hukum diperbolehkan atau tidak,'' ujar Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang Saeful Rohman terkait wacanan subsidi Angkot yang digelontorkan oleh Walikota Tangerang Arief R. Wismansyah, Rabu (20/2/2019)

Apabila dalam pengkajian yang dilakukan oleh pihaknya dengan Kejaksaan Negeri Tangerang tidak masalah, kata Saeful, tentu angkot-angkot yang berusia dibawah sepuluh tahun bisa dibeli, untuk dioperasikan kembali di sekitar pemukiman warga. 

Atau, kata dia, bisa juga angkot  itu disebut sebagai angkutan pengumpan menuju halte bus rapid transit (BRT) yang melintas di jalan raya atau protokol.  Hanya bagaimana dengan angkot yang usianya sudah uzur atau di atas sepuluh tahun. "'Masalah ini juga masuk dalam pengkajian. Mau diapakan angkot itu, karena Pemda Kota Tangerang tidak mungkin membeli untuk dioperasilan kembali," ucap Saeful.

Adapun jumlah angkot yang memiliki izin operasi  di 23 trayek di Kota Tangerang, kata Saeful,  sekitar  2.000 unit. Nantinya bila rencana itu diberlakukan, dialihkan ke jalan pemukiman. "Untuk supir angkot, jangan merasa khawaatir. Bila rencana itu diberlakukan, mereka akan diprioritaskan sebagai supir diangkutan pengumpan BRT, dengan gaji bulanan," ungkap  Saeful.

Sementara itu, beberapa supir angkot di Kota Tangerang merasa resah atas rencana penghapusan angkot di jalan- jalan porotokol di Kota Tangerang. Itu terjadi, karena mereka khawatir kehilangan mata pencaharian.

"Ya kalau itu diberlakukan, saya harap yang menjadi supir angkutan itu tidak didasari dengan patokan ijazah. Karena supir angkot di Kota Tangerang ini mayoritas tidak lulus SMA. Bahkan ada pula yang tidak sekolah, tapi bisa baca," kata Pian, supir angkot R-03, jurusan Pasar Anyar-Serpong. (man)

Post a Comment

0 Comments