Bambang Soesatyo (dua dari kanan) diapit oleh Osman Sapta Odang dan Zulkifli Hasan. (Foto: Istimewa) |
NET - Ketua Dewan Perawakilan
Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Bambang Soesatyo mengatakan tantangan
Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) ke depan sangatlah kompleks dan beragam. TNI harus mampu
menjaga Pancasila sebagai ideologi negara, Undang-Undang Dasara (UUD) 1945
sebagai konstitusi negara, dan keutuhan NKRI dari rongrongan komunisme dan
ideologi lain yang bertentangan dengan Pancasila.
"Sejarah membuktikan ideologi
komunisme maupun ideologi lainnya tak akan bisa subur tumbuh di Indonesia.
Karena, kita punya Pancasila yang sudah melekat dalam jiwa raga anak bangsa,
serta prajurit TNI yang menjadi benteng kedaulatan negara," ujar Bambang Soesatyo
(Bamsoet) usai Upacara Peringatan HUT ke-73 TNI dengan Inspektur Upacara
Presiden Jokowi, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Jumat (5/10/2018).
Bambang mengingatkan agar
masyarakat senantiasa waspada agar jangan sampai termakan propaganda dari
segelintir orang yang menggunakan isu komunisme untuk memecah belah bangsa demi
ambisi politik tertentu. Isu komunisme sangat seksi dihembuskan karena
Indonesia mempunyai trauma sejarah yang mencekam.
"Hati-hati jangan sampai
masyarakat termakan isu komunisme yang belum tentu kebenarannya. Percayalah,
kita punya TNI yang setia menjaga Pancasila dan kedaulatan negara. Tak akan
mungkin TNI diam membiarkan komunisme hidup di negeri Khatulistiwa ini,"
kata Bamsoet.
Mantan Ketua Komisi III DPR RI ini
meyakini memasuki usia ke-73 tahun, TNI semakin maju dan profesional. Para
prajurit TNI sudah menunjukan profesionalitas baik secara kelembagaan dan juga
tunduk kepada hukum dan penghormatan HAM.
"Global Fire Power merilis
hasil survei mereka tentang kekuatan militer negara di dunia. Untuk kawasan
Asia Tenggara, militer Indonesia masih yang paling kuat. Indonesia berada
diposisi ke-15 dari 136 negara dunia yang disurvei, disusul Vietnam menduduki
peringkat 20, Thailand 27, Myanmar 35 dan Malaysia 44," jelas Bamsoet.
TNI perlu mempersiapkan diri, kata
Bambang, menghadapi era Revolusi Industri 4.0. Dalam menghadapi menghadapi
tantangan global pada masa mendatang, TNI perlu mengembangkan kemampuan
Artificial Intelligence (AI) dalam sistem militer.
"Negara barat sudah membuat
drone sampai seukuran lalat. Kita tak boleh hanya diam saja. Era Revolusi
Industri 4.0 harus diadopsi kedalam sistem persenjataan dan pertahanan
nasional. Saya yakin banyak anak bangsa yang sanggup mempersiapkan sistem
persenjataan yang canggih. Tinggal bagaimana political will kita sebagai bangsa
untuk mengaturnya," pungkas Bamsoet.
Hadir dalam upacara tersebut antara lain, mantan
Wakil Presiden Try Sutrisno, Ketua MPR
RI Zulkifli Hasan, Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang, Kapolri Jenderal Tito
Karnavian, Mendagri Tjahyo Kumolo, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi
Pudjiastuti, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menteri Pertahanan Ryamizard
Ryacudu serta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (*)
0 Comments