![]() |
Hilmar Farid saat menjelaskan kegiatan tersebut. (Foto: Dade Fachri/TangerangNet.Com) |
NET - Anugerah
Kebudayaan dan Penghargaan Maestro Seni Tradisi, sebagai program apresiasi
dalam kerangka penguatan karakter bangsa. Nalai-nilai yang bersifat positif
ini, memiliki dampak strategis terhadap pelestarian kebudayaan yang mencakup
perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan.
"Di balik sebuah karya,
tersirat sosok atau pun tokoh yang memiliki komitmen kuat terhadap pewarisan
nilai-nilai kebudayaan, baik yang tak benda maupun benda,” ujar Dirjen
Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid, Selasa (25/9/2018),
saat acara Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya menggelar Anugerah
Kebudayaan 2018, di Gedung E lantai 4, Senayan Jakarta.
Kegiatan ini sekaligus, kata
Hilmar, upaya menumbuhkan kebanggaan generasi muda terhadap karya budaya masa
lampau, masa kini, dan inspirasinya bagi masa depan, sekaligus mengeliminir
dampak negatif dan pengaruh global
Hilmar mengatakan untuk membangun
arti penting sebuah apresiasi baik dalam bentuk anugerah kebudayaan maupun
penghargaan kepada Maestro Seni Tradisi, pendokumentasian dan penerbitan profil
penerima Anugerah Kebudayaan juga Maestro Seni Tradisi sangat penting. Sekecil
apa pun karya budaya yang dihasilkan oleh seseorang atau pun komumitas
kebudayaan, tidak terlepas dari nilai-nilai budaya masyarakat setempat.
"Penciptaan tersebut, tentu
tidak lahir begitu saja, apabila jika karya tersebut telah hidup bertahun-tahun
lamanya, dan telah diwariskan dari generasi satu ke generasi berikutnya.
Bagaimana karya tak lekang karena zaman, terutama karya-karya yang sifatnya tak
benda, baik itu merupakan ilmu pengetahuan, kearifan lokal, nilai tradisi,
dalam bentuk ekspresi (tari, musik, teater, pantun), atau pun dalam bentuk
karya senirupa, seperti bangunan, gedung, dan lain-lain," ujarnya.
Semuanya mengandung makna, nilai
filosofis yang dapat menimbulkan inspirasi baru, dan ini bersifat positif, ini
menjadi penanda dalam memaknai momen penghargaan. Bahwa kita memiliki komitmen
yang kuat untuk terus melestarikan dan mengembangkan kebudayaan bangsa
Indonesia agar tetap mengakar dengan cara menghargai tokoh/insan Indonesia yang
secara konsisten terus berkarya dan berkontribusi secara aktif dan intens.
Hilmar mengungkapkan upaya menjaga
komitmen ini, Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
melalui tugas fungsinya, di satu sisi akan mengusulkan nama-nama untuk
dicalonlan sebagai penerima Gelar Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan, untuk kelas
Bintang, yaitu Bintang Budaya Parama Dharma, dan kelas Satyalanca Kebudayaan,
yang diteruskan Kesekretariat Negara untuk dinilai oleh DewanTanda Kehormatan.
Sedangkan pada sisi yang lain,
dalam kapasitas teknis yang menangani kebudayaan, maka Direktorat Jenderal
Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu sendiri meliki program
dan Kegiayan Anugerah Kebudayaan dan Pebghargaan Seni Tradisi. Program
apreasiasi sebagai salah satu cara menginternalisasikan nilai budaya,
diharapkan dapat membangun kesadaran masyarakat sekaligus meningkatkan motivasi
generasi muda untuk lebih peduli terhadap pengembangan kebudayaan Indonesia.
"Nama-nama penerima Anugerah
Kebudayaan merupakan hasil seleksi yang dilakukan sejak awal Februari 2018,
kemudian kategorinya masing-masing sampai dengan bulan Juni 2018, dan
verifikasi data hingga Agustus 2018. Tim penilai dipilih dari luar Kemendikbud,
masing-masing kategori lima orang, yang memiliki kewenangan secara khusus untuk
memilih sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Untuk seoutar program
Anugerah Kebudayaan dan Maestro Seni Tradisi dab pendaftar serta usulan calin
penerima dapatbdi www.anuderahkebudayaan.com," ungkat Hilmar.
Pada 2018, jumlah alokasi untuk
penerima Anugerah Kebudayaan dan Penghargaan Maestron Seni Tradisi berjumlah 51
orang dari 8 kategori. (dade)
0 Comments