![]() |
Ilustrasi sapi potong untuk kurban Idul Adha. (Foto: Istimewa) |
NET - Kepala Distan Provinsi
Banten Agus M Tauchid mengatakan dalam pelaksanaan program pengendalian
zoonosis dan pengawasan kesejahteraan hewan, untuk memastikan kesehatan dan
kesejahteraan hewan yang akan dijadikan kurban pada Hari Raya Idul Adha, akan
dilakukan pemeriksaan. Tahun ini, Provinsi dan kabupaten dan kota akan
bersama-sama melakukan pemeriksaan hewan kurban di lapak-lapak penjualan.
“Kaum muslimin dan muslimat yang
mampu telah diperintahkan Allah untuk melaksanakan ibadah kurban. Untuk
memantapkan ibadah kurban ini, kami berkewajiban membantu masyarakat agar bisa
memilih hewan kurban yang baik dan layak untuk dijadikan kurban, salah satunya
dengan cara memeriksa kesehatan dan kesejahteraan hewan kurban ini,” jelas Agus.
Agus menjelaskan bagi masyarakat
yang akan berkurban sebaiknya dapat memperhatikan beberapa ciri hewan kurban
yang sehat. Di antaranya pertama, harus sehat berdasarkan hasil pemeriksaan
petugas kesehatan hewan, kedua yakni tidak cacat seperti pincang, buta,
kerusakan telingan dan lainnya. Ciri ketiga adalah telah cukup umur yakni untuk
hewan sapi atau kerbau sudah diatas 2 tahun dan kambing atau domba yang telah
berumur diatas 1 tahun.
Cukupnya umur, kata Agus, baik
sapi atau kerbau maupun kambing atau domba ditandai dengan tumbuhnya sepasang
gigi tetap. Keempat, harus berjenis kelamin jantan, buah zakar masih lengkap,
bentuk dan letaknya simetris. Terakhir adalah sehat dengan ciri-ciri tidak
kurus, lincah, nafsu makan baik, cermin hidung basah/lembab, lubang kumlah
(mulut, mata, hidung, telinga dan anus) bersih dan selaput lendirnya berwarna
merah muda.
“Selain itu, harus diperhatikan
penyembelihannya apakah dilakukan sesuai dengan syariat Islam dan memenuhi
kaidah kesehatan masyarakat veteriner dan kesejahteraan hewan atau tidak? Hal
ini sangat penting untuk diketahui dan dipahami masyarakat,” ucap Agus.
Agus menyebutkan cara menyembelihan
hewan kurban yang benar memiliki sejumlah langkah. Yakni pertama, hewan kurban
dirubuhkan pada bagian sisi kiri dengan kepala menghadap ke arah kiblat. Kedua
membaca bismillah ketika akan menyembelih. Ketiga mengharuskan hewan disembelih
dengan memutuskan atau memotong tiga saluran yaitu nafas (trakhea), saluran
makanan (esofagus), dan pembuluh darah.
Keempat, imbuh Agus, dilakukan
penanganan setelah hewan kurban benar-benar mati sempurna dengan posisi
digantung pada kaki belakangnya. Tujuannya agar pengeluaran darah berlangsung
sempurna dan penanganan lebih mudah serta memperhatikan persyaratan teknis higienis
dan sanitasi yang baik.
“Langkah terakhir adalah
penanagan, penyimpanan, dan pemasangan daging harus terpisah dari jeroan dan
dikemas dengan menggunakan kemasan plastik khusus makanan (plastik bening),” imbuh
Agus. (*/pur)
0 Comments