![]() |
Sri Puguh Budi Utami (pegang mike): pembelian dengan sidik jari. (Foto: Dade Fachri/TangerangNet.Com) |
NET - Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum
dan HAM, di Rutan Kelas Satu Cipinang Jakarta menjadi tuan rumah dan saksi
program terobosan oleh Jeera Foundation, Koperasi Pemasyarakatan Indonesia
(Kopasindo) dan Nuro. Program ini pada esensinya selain digunakan sebagai unsur
pembinaan namun juga memaksimalkan potensi kreativitas, keahlian, dan
keterampilan berupa sistem solusi manajemen dijital yang membantu menyalurkan
dan mengelola berbagai hasil keterampilan warga binaan penjara.
Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM
Sri Puguh Budi Utama mengatakan Lembaga Pemasyarakatan (LP) di Indonesia,
terutama yang memenjarakan para kriminal kasus narkotika dan korupsi, saat
sorotan publik karena penyimpangan perilaku LP Citra negatif WBP dan LP ini
sudah melekat dimata publik.
“Oleh karena itu, segala usaha terkait pembinaan di satu
sisi dan pengawasan di sisi lain harus ditopang dengan suatu terobosan sistem
baru terutama yang terkait dengan penyimpangan dan peredaran uang tunai di
dalam penjara,” kata Sri Puguh Budi Utama, Senin (30/7/2018), saat acara
Peluncuran Ekosistem Digital Usaha Mandiri Pada LP dan Rutan di Indonesia, di LP
Kelas Satu Cipinang, Jakarta Timur.
Salah satu sistem manajemen digital diluncurkan adalah dompet
eletronik (Jeera Wallet). Kemudian
aktivitas digital di dalam sehingga warga binaan dapat menggunakan pembelian
cukup dengan otentifikasi melalui sidik jari mereka. Dengan demikian tidak
perlu lagi membawa uang tunai dalam penjara karena selain tidak aman, juga
berpotensi menjadi alat untuk penyelewengan.
Sri mengatakan digitalisasi dana tunai dapat diawasi
keabsahan sumber dana dan kerahasiaan data pemilik akun. Jadi sistem ini tidak
saja menunjang kegiatan penyelenggara kebutuhan sehari-hari yang disediakan
oleh Kopasindo (Koperasi Pemasyarakatan Indonesia).
“Juga berfungsi sebagai alat untuk mengawasi lalu lintas
uang di dalam penjara yang tadinya perputaran uang tunai sulit diawasi, kini
menjadi mudah karena berbasis digital," ujarnya.
Sementara itu, Pemrakarsa Jeera Foundation Rino Lande
menjelaskan penjara kini menjadi lingkungan cashless. Dengan sistem ini,
potensi kreativitas WBF di dalam penjara di seluruh Indonesia dapat tersalurkan.
dan melalui kegiatan pembinaan atau capacity building untuk para warga binaan
maka hasil karya mereka akan meningkat kualitasnya, diminati pasar dana pada
akhirnya menciptakan kesejahteraan bagi mereka.
"Sistem ini akan dapat ditumbuh-kembangkan sesuai
dengan kebutuhan LP diseluruh Indonesia. Bahwa ekosistem dan pelayanan ini
sangat cocok bagi warga binaan dan yang telah kembali ketrngah-tengah
masyarakat karena mereka dapat berusaha mandiri dengan menyalurkan hasil karya
dan brand mereka sendiri," kata Rino.
Yang menarik adalah seluruh solusi manajemen usaha digital
itu tidak menggunakan sumber dana Negara. Jadi 100 persen swadaya Jeera
Foundation. Sistem yang dikembangkan oleh Nuro sebagai kolaborator Jeera
Foundation memanfaatkan teknologi informasi yang menjadi tulang punggung dijitalisasi
LP.
"Selengkapnya ekosistem usaha ini dapat ditemukan pada
lembar fakta terlampir. Jeera menyampaikan terima kasih kepada Kemkumham dan
seluruh jajarannya atas restu dan dukungan sehingga inisiatif program solusi
layanan digital Jeera Wallet ini dapat terlaksana," ujarnya. (dade)
0 Comments