Gubernur Banten H. Wahidin Halim setiba di Masjid Raya Albantani disambut warga untuk bersalaman sebelum dilaksanakan istighosah. (Foto: Istimewa) |
NET – Wahidin Halim (WH) mengatakan
selama setahun menjalan tugas sebagai Gubernur bersama Andika Hazrumy sebagai
Wakil Gubernur Banten belum terlihat hasilnya. Hal ini bisa terjadi karena tugas
berat dilaksanakan adalah mengubah dan membangun paradigma (cara pandang)
Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pejabat Pemerintah Provinsi Banten terhadap
lingkungan dalam berfikir dan bersikap.
“Mengubah mindset para pegawai,
sumber daya, menata sistem, dan kondisi lain bukanlah hal yang mudah. Perlu ada
perubahan bersama-sama dengan gerak pembangunan lainnya baik fisik maupun non-
fisik. Membangun Banten ini tidak bisa simsalabim langsung berubah,” ujar
Gubernur Banten H. Wahidin Halim, Senin (15/4/2018).
Hal itu disampaikan Gubernur Banten saat acara
Istighosah, yang merupakan salah satu rangkaian kegiatan Musabaqoh Tilawatil
Qur’an (MTQ) ke-15 tingkat Provinsi Banten. Pada tahun sebelumnya dilaksanakan
Pawai Ta’ruf namun kini digelar istighosah yang dipusatkan di Masjid Raya Al
Bantani, Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP-3B), Jalan Syech Nawawi
Albantani, Kota Serang.
Gubernur mengatakan jika saat ini
banyak orang yang stress, itu bukan hanya karena penyakit darah tinggi saja,
bisa juga stress diakibatkan kemacetan lalulintas atau karena banyak keinginan
tapi belum tercapai, sehingga pusing sendiri.
Ada juga yang stress karena tidak
dilantik, dan itu kadarnya berbagai macam, ada yang minimal dan maksimal. “Semua itu bagaimana hati kita menanganinya.
Kalau dokter menyarankan cara-cara medis,
tapi kalau Rasulullah menyarankan jika kita emosi dan stress ya, berwudhu,
shalat, dan perbanyak berzikir,” tutur Gubernur menyarankan.
Jadi kalau ingin sehat, kata
Gubernur, bebaskan pikiran yang menekan diri sendiri, sambil berdoa dan berdzikir.
“Kebiasaan saya selalu membaca
hasbunallah wani’mal wakiil, ni mal maula waniman nasiir,” ucap Gubernur, seraya mengajak dan memimpin jamaah
yang sebagian besar para pegawai Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bantern untuk
berszikir.
Karena itu, menurut Gubernur, pada
kegiatan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) tahun 2018 ini, pihaknya
mengagendakan istighosah sebagai penawar stress yang sering dialami dan untuk
mensyukuri segala sesuatu yang telah diperoleh.
“Dalam menjalani kehidupan, kita
harus tetap dalam kesabaran dan penuh rasa syukur,” ujar Gubernur.
Gubernur juga mengingatkan agar
para pegawai kerap bershodaqoh dan perlu menata hati diri sendiri. Kalau ada
yang mengkritisi, Gubernur mengaku menjadikannya sebagai obat dan untuk
membangun perbaikan pada diri sendiri.
“Walaupun tunjangan belum naik,
kita tetap bersyukur dan tetap rajin shodaqoh. Jangan banyak mengeluh. Kerja
itu ibadah, tanamkan itu. Selain bisa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita
kepada Allah Subhana Wa Taala, kita tidak mudah putus asa,” imbuh Gubernur.
Kegiatan istighosah ini perlu dan
harus diikuti oleh para pegawai Pemprov. “Yang ikhlas ikuti acara istighosah
ini, semua dari diri kita masing-masing. Jangan hanya karena ngejar absennya saja.
Setelah tadi kita sama-sama membaca Al Qur’an 1 juzz, nanti malam ikuti
pembukaan dan kegiatan MTQ, agar hati segar, daripada ke mall,” tutur Wahidin.
Selain Istighosah, jamaah juga
diajak khataman Al Qur’an Juzz 30, dan Shalat Dhuha berjamaah dan berdzikir
bersama dengan imam dan dipimpin langsung oleh
dengan Imam Abuya Muhtadi. Istighosah ini dihadiri Sekretaris Daerah (Sekda)
Provinsi Banten Ranta Suharta, seluruh Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
di Lingkungan Pemerintah Provinsi Banten, serta ribuan Aparatur Sipil Negara
(ASN), para ulama, dan santri. (*/ril)
0 Comments