Gubernur Banten H. Wahidin Halim: bentuk keseriusan. (Foto: Istimewa/UAD) |
NET - Direktur Perluasan dan
Pelayanan Peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Andayani
Budi Lestari mengatakan pihaknya menemui
Gubernur Banten untuk melakukan sharing bagaimana bisa melindungi rakyat Banten
apabila sakit.
“Pada intinya, Gubernur akan hadir
memberikan akses finansial, kalau sakit bisa akses pelayanan. Gubernur pasti
hadir untuk rakyat Banten,” ujar
Andayani.
Selanjutnya, BPJS dan Pemprov
Banten akan menetapkan skema pelayanan. Saat ini, ujar Andayani, masih perlu
menyiapkan data. Pihaknya akan hitung berapa yang akan dibantu dan skema yang
paling baik seperti apa.
“Ini kan program nasional yang
perlu didukung daerah, jangan khwatir Gubernur akan hadir membantu orang
miskin. Untuk jumlahnya tidak sampai 2 juta makanya dipastikan dulu anggkanya
berapa, siapa orangnya dan tinggal di mana,” papar dia.
Andayani menjelaskan BPJS
Kesehatan bersama stakeholder yang ada masih akan menyamakan persepsi termasuk
dnegan rumah sakit yang ada. Bagi yang punya BPJS pasti dilayani dengan baik
dan yang mempunyai KTP pun akan dilayani.
BPJS Pusat mendatangi Pemprov
Banten untuk berkoordinasi dalam melayani kesehatan masyarakat, Rabu
(21/3/2018). Rombongan BPJS yang dipimpin Dirut BPJS Kesehatan Fahmi Idris
diterima langsung oleh Gubernur Banten, Wahidin Halim di Pendopo Gubernuran, Kawasan
Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP-3B), Kota Serang.
Usai pertemuan, Wahidin Halim
mengatakan, kehadiran rombongan BPJS Kesehatan ke Banten menghormati kebijakan
Gubernur atas upaya program yang mulia dengan memberikan pelayanan kesehatan gratis
untuk masyarakatnya.
“Dia (BPJS) datang ke sini bentuk
keseriusan dan penghargaan kepada Gubernur. Kami ingin masyarakat yang belum
dijamin BPJS, boleh dong Gubernur membantu tanpa diperdbatkan soal kewenangan.
Masa mau bantu tidak boleh,” kata Wahidin kepada wartawan.
Wahidin mengungkapkan pihaknya
bersinergi dengan BPJS Kesehatan untuk pendataan dan pelayanan masyarakat.
Pemerintah daerah pun diakui sudah membayar premi, namun belum bisa menanggung
semua karena data penerima bantuan yang belum jelas.
“Kita akan hitung dulu berapa
orang miskin yang diintervensi, yang wajib membayar sendiri, dan yang
ditanggung perusahaan. Setelah data selesai nanti, kita akan bertanggung jawab terhadap
orang miskin di masing-masing daerah,” jelasnya. (*/ril)
0 Comments