Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Komandan Korps Marinir: Lampu Tenaga Surya Bantu Operasional Pasukan

Rida Mulyana membubuhkan tanda tangan penyerahan LTSHE disaksikan 
Dankomar  Bambang Suswantoro: hemat energi dan tahan 60 jam. 
(Foto: Dade Fachri/tangerangnet.com)   
NET - Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) Bambang Suswantono mengatakan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) buatan anak bangsa salah satu jalan keluar tentang terbatasnya listrik di Indonesia.

“Lampu ini sangat praktis dan dapat digunakan sebagai senter. Oleh karena itu, pasukan Korps Marinir yang bertugas di pulau – pulau terluar, lampu ini sangat bermanfaat dan membantu dalam menjaga kedaulatan NKRI,” ujar Bambang Suswanto, Jumat (19/1/2018).

Hal itu dikatakan Komandan Korps Marinir (Dankomar) saat menerima kunjungan kerja Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (Dirjen EBTKE ESDM RI)  Rida Mulyana di Graha Marinir, Markas Komando Korps Marinir (Mako Kormar), Jalan Prajurit KKO Usman dan Harun No. 40, Jakarta, Pusat.

Dalam kunjungan kerja itu,  Dirjen EBTKE ESDM RI secara simbolik menyerahkan paket Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE)  kepada Dankormar. Hal ini merupakan upaya membantu tugas TNI khususnya Korps Marinir dalam menjaga Kedaulatan NKRI pada garda terdepan menjaga pulau-pulau terluar  Indonesia.

Rida Mulyana mengatakan LTSHE merupakan program untuk menerangi desa yang masih gelap gulita, yang jumlahnya mencapai lebih dari 2.500 lokasi di seluruh Indonesia. Paket LTSHE akan dibagikan kepada penerima manfaat yang berada di kawasan perbatasan, daerah tertinggal, daerah terisolir, dan pulau terdepan atau jauh dari jangkauan PLN.

Paket program LTSHE, kata Rida, mencakup panel surya kapasitas 20 watt peak, 4 lampu LED, baterai, biaya pemasangan, dan layanan purna jual selama tiga tahun. Prinsip kerja LTSHE adalah energi dari matahari ditangkap oleh panel surya, diubah menjadi energi listrik kemudian disimpan di dalam baterai. Energi listrik di dalam baterai ini yang kemudian digunakan untuk menyalakan lampu. LTSHE dapat beroperasi maksimum hingga 60 jam.

"LTSHE ini sangat cocok untuk rumah pedesaan yang secara geografis sangat terisolir dan distribusi penduduknya tersebar serta sulit dijangkau jaringan PLN,” tutur Rida Mulyana.

Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) akan bekerja sama dengan Pemerintah untuk pelaksanaan pembagian LTSHE ini. Pemerataan akses listrik adalah hal mutlak demi terwujudnya energi yang berkeadilan di Indonesia. (dade)

Post a Comment

0 Comments