![]() |
Ilustrasi Pilkada Serentak 2018. (Foto: Istimewa) |
NET – Ketua
Presidum Ind Police Watch (IPW) Neta S. Pane menolak Dwifungsi Polisi. “Mosok
setelah Dwifungsi ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia-red) diberangus,
rezim Jokowi (Presiden Joko Widodo-red) mau bikin Dwifungsi Polisi,” ujar Neta
melalui Siaran Pers yang diterima tangerangnet.com, Minggu (28/1/2018).
Neta menyebutkan Deputi Operasi Polri (Asisten Operasi Kapolri
Irjen Mochamad Iriawan-red) itu tugasnya berat untuk mengendalikan keamanan
Pilkada Serentak 2018. Kadiv Propam (Kadiv Propam Polri Irjen Martuani Sormin-red)
itu tugasnya untuk mengawasi netralitas aparatur kepolisian di Pilkada
Serentak.
“Kok, lha ya mau dijadikan Plt
(pelaksana tugas-red) Gubernur. Kok wasit mau diikutkan jadi pemain. Kalau si
polisi jadi Plt Gubernur di Sumut (Sumatera Utara-red) dan Cagub (calon gubernur-red)
kuatnya dari militer dan terjadi konflik bisa-bisa terjadi benturan di bawah
antara polisi dan militer,” ucap Neta menganalisa.
Neta mengatakan di atas sih
bos-bosnya kompak. Tapi di bawah? Bisa-bisa dimaenkan. “Tjahjo (Menteri Dalam Negeri
Tjahjo Kumolo-red) harus mau ngeliat
kepentingan yang lebih luas. Jangan hanya berorientasi secara sempit untuk
mengamankan calonnya yang sebenarnya sudah keok sebelum bertanding tapi mau
dipaksakan untuk menang,” ujar Neta.
Mereka lupa, kata Neta, bahwa
Jabar (Jawa Barat-red) cuma 1 putaran, beda dengan DKI Jakarta. Artinya 100
dibagi 4 sama dengan 25. Artinya yang dapat 30 sampai 35 persen saja sudah
menang. Dari keempat calon kubu D2
(Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi-red) yang bisa megang Pantura. Selebihnya rebutan di
kawasan Priyangan dan Demiz (Deddy Mizwar-red) punya kekuatan di sana dan Aher (Ahmad
Heriyawan, Gubernur Jabar-red) sudah merasakan manfaatnya.
“Jadi kubu Jkw (Joko Widodo-red)
sepertinya melihat Pilgub Jabar dengan kacamata Pilgub DKI Jakarta. Akibatnya,
jadi pakai kacamata kuda,” ungkap Neta.
Jika Demiz memenangkan Pilgub Jabar,
kata Neta, sepertinya Demokrat akan mendorongnya bertarung dengan Jkw di 2019.
Artinya Jkw akan dapat 2 saingan berat Anis Baswedan (Gubernur DKI Jakarta-red)
dari Partai Gerindra dan Demiz dari
Partai Demokrat.
Sebagaimana ramai diberitakan dua
perwira tinggi Polri Inspektur Jenderal Polisi M Iriawan dan Inspektur Jenderal
Polisi Martuani Sormin akan menjadi pelaksana tugas (Plt) gubernur di provinsi
yang akan menggelar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018.
M Iriawan akan menjadi Plt
Gubernur Jawa Barat. Sementara Martuani Sormin akan menjadi Plt Gubernur
Sumatera Utara. Mereka akan memimpin dua provinsi tersebut selama pelaksanaan
Pilkada Serentak 2018. (*/ril)
0 Comments