Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Hakim Pengadilan Negeri Tangerang Peringati Hari Sumpah Pemuda

Ketua PN Tangerang Hj. Nirwana dan para hakim usai mengikuti upacara 
Sumpah Pemuda: menikmati keberagaman dalam proses peradilan. 
(Foto: Istimewa/tno)   
NET – Hakim, panitera, dan pegawai Pengadilan Negeri (PN) Tangerang di Jalan Taman Makam Pahlawan (TMP) Taruna, Kota Tangerang, Jumat (27/10/2017) memeringati hari Sumpah Pemuda  ke- 89 di halaman pengadilan. Upaca sederhana ini dipimpin langsung oleh Ketua PN Tangerang Hj. Nirwana SH MH.

Di hadapan hakim dan pegawai pengadilan, Hj. Nirwawan mengatakan  pada 89 tahun yang lalu tepatnya tanggal 28 oktober 1928, ada 71 pemuda dari seluruh penjuru tanah air berkumpul di gedung  Jalan Kramat Raya atau doeloe disebut daerah Kwitang,  Jakarta Pusat.

Hj Nirwana menjelaskan para pemuda tersebut  mengikrarkan diri sebagai Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa: Indonesia. Dari ikrar Sumpah Pemuda tersebut,  17 tahun kemudian melahirkan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Para pemuda tersebut mewakili daerah asal: Mohamad Yamin pemuda  dari Sumatra Barat, Jong Sumatranen Bond, Kancasungkana, Cornelis Lefrand Senduk dan pemuda  dari Nusantara Indonesia. Dari berbagai pemuda suku, ras, agama, mereka bersatu dan melahirkan Sumpah Pemuda.

“Kita sebagai generasi penerus,  patut bersyukur atas  sumbangsih  pemuda Indonesia yang sudah melahirkan Sumpah Pemuda,” ujar Hj. Nirwana.

Dalam kesempatan, kata Hj Nirwana,  Presiden Republik Indonesia yang pertama Bung Karno pernah menyampaikan, jangan mewarisi abu sumpah pemuda, tapi warisilah api sumpah pemuda.

Panitera pengganti dan pegawai saat mengikuti 
upacara Sumpah Pemuda.   (Foto: Istimewa/tno)   
Dalam putusan Kongres Pemuda. Imbuh Hj. Nirwana, pemuda Indonesia pada 1928 kerapatan pemuda Indonesia yang diadakan oleh perkumpulan berdasarkan kebangsaan. Pemuda Indonesia, sekar, rukun  peehimpunan pelajar.

Menurut Hj. Nirwana, hasil rapat pada 17 Oktober 1928 mengambil keputusan. Pertama: Kami putra putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Air Indonesia. Kedua, berbangsa yang satu Bangsa Indonesia. Ketiga, menjunjung  bahasa persatuan yakni Bahasa Indonesia.

“Asas ini wajib dipakai oleh segala perkumpulan kebangsaan Indonesia. Mengeluarkan keyakinan persatuan Indonesia diperkuat dengan memperhatikan persatuan,”  ucap Hj. Nirwana. (tno)

  

Post a Comment

0 Comments