Sekretaris Kota Tangerang (Sekda) Dadi Budaeri (kanan) saat berbicara di depan peserta FGD dari seluruh kecamatan dan kelurahan. (Foto: Istimewa) |
NET - Sekertaris Daerah (Sekda) Kota Tangerang Dadi Budaeri mengatakan pentingnya
Dokumen Rencana Induk Pengendalian Banjir dan Sistem Drainase Perkotaan, dalam
usaha meminimalisir banjir yang masih menjadi salah satu persoalan di Kota
Tangerang.
Hal tersebut disampaikan Sekda saat membuka Focus Group Discussion (FGD)
terkait Rencana Induk Pengendalian Banjir dan Sistem Drainase Perkotaan di Kota
Tangerang yang dilaksanakan di Hotel Yasmin Karawaci, Rabu (27/9/2017).
Dikatakannya berbagai cara yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Kota
Tangerang seperti normalisasi dan
pengerukan Sungai Cisadane, Kali Angke, dan Kali Sabi serta Cirarab serta
sosialisasi penanganan dengan cara lain, masih belum cukup mengentaskan
persoalan banjir. Penanganan banjir di Kota Tangerang, mesti dilakukan dengan skenario
berskala besar dan jangka panjang.
"Pemerintah telah melakukan upaya pencegahan. Namun, sejumlah titik
tetap tergenang air setiap kali hujan turun maupun karena curah hujan yang
tinggi di daerah hulu (Bogor-red)," ujarnya.
Sekda mengatakan penanganan dan antisipasi harus dilakukan sejak dini dan
melibatkan semua pihak.
"Pengendalian terhadap bencana banjir yang kerap melanda di berbagai
titik perlu perhatian dari semua pihak, terutama untuk menjaga kebersihan dan
kelestarian kondisi lingkungan hidup," terangnya.
"Dibutuhkan perhatian semua pihak dalam menjaga dan melestarikan
lingkungan agar ketika musim hujan datang dapat meminimalisasi kerugian akibat
bencana banjir," ucap Dadi.
Permasalahan terkait dengan sumber daya air di Kota Tangerang, kata Dadi,
dipengaruhi oleh beberapa kondisi, antara lain seperti laju pertumbuhan
urbanisasi terhadap perubahan tata guna lahan, berkurangnya daerah resapan air
serta sampah pada drainase dan sungai.
"Untuk itu diperlukan penanganan yang komprehensif yang bisa menjadi
guidance pengendalian banjir di Kota Tangerang," terangnya.
Mudah-mudahan, lanjut Sekda, lewat
FGD ini bisa menghasilkan draft dokumen yang bisa menjadi acuan secara lengkap
dan menyeluruh atas kondisi permasalahan dan potensi banjir yang ada di Kota
Tangerang, sehingga persoalan banjir bisa tertangani.
"Saya berharap FGD ini tidak hanya jadi ajang focus diskusi aja, tapi
harus menghasilkan produk masterplan yang bisa menjadi acuan dalam pelaksanaan
pembangunan," tegasnya.
Kegiatan FGD selain diikuti oleh seluruh kepala seksi ekonomir dan
pembangunan (Kasi Ekbang) di 13 kecamatan dan 104 kelurahan se-Kota Tangerang,
juga dihadiri oleh pejabat Sumber Daya Air (SDA) dari Pemkot Tangsel dan
Pemerintah Kabupaten Tangerang. (man)
0 Comments