Gubernur Banten H. Wahidin Halim (berdiri): bantu doa. (Foto: Syafril Elain, Tangerangnet.com) |
NET – Peristiwa yang memilukan hati yang mendera rakyat Muslim Rohingnya di
Myanmar, membuat Gubernur Banten H. Wahidin Halim bergerak. Istighotsah pun
dilaksanakan di Mesjid Raya Albantani di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi
Banten (KP-3B), Kota Serang, Selasa (5/9/2017).
“Hati kita harus tergerak untuk membantu rakyat Rohingnya karena menderita
atas kekejaman Pemerintahan Myanmar. Kalau tidak bisa membantu secara fisik,
paling tidak bantu dengan doa,” ujar Wahidin Halim sebelum acara dimulai.
Istighotsah yang artinya memohon
pertolongan dari Allah SWT itu, kata Wahidin, harus dimiliki setiap warga
negara, apalagi beragama Islam. “Jangan sampai kita kehilangan kepekaan
terhadap apa terjadi di sekitar kita. Peristiwa yang menimpa rakyat Rohingnya
perlu dibantu agar beban hidup mereka berkurang,” tutur Gubernur.
Acara Isghotsah dimulai sekitar pukul 08:00 WIB itu dilangsungkan di dalam
Mesjid Raya Albantani. Tampak hadir Sekretaris Daerah (Sekda) Ranta Soeharta,
para pejabat eselon dua di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten, Ketua Dewan
Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Banten Miftahudin serta
Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan masyarakat umum.
Ketua Dewan Kemakmuran Mesjid (DKM) Albantani KH Zainal Abadin Sujai
mengatakan kegiatan Istighotsah ini adalah kali kedua diadakan. Pada tahun lalu
pernah juga dilaksanakan untuk tujuan yang sama.
“Tapi pada hari ini dilaksanakan Istighotsah baru saja kemarin dapat
informasi. Namun, para pengurus cepat bergerak sehingga dapat terlaksana dengan
baik,” ucap Zainal.
Sementara itu, acara dipimpin oleh KH Ariaman yang dihadiri ratusan orang tersebut dimulai pembacaan surat
Yassin. “Atas doa yang kita panjatkan ini, semoga dapat mengurangi beban dan
penderitaan rakyat Muslim Rohingnya. Mari, kita berdoa dengan khusuk,” ujar KH
Ariaman mengajak hadiri.
Di dalam mesjid yang megah itu, ikut pula para wanita baik dari pejabat maupun
kalangan PNS. “Kita bersyukur di Indonesia bahwa kaum minoritas di sini aman
dan tenteram. Sementara saudara kita di Myanmar hidup memprihatinkan bahwa
teraniaya. Saya senang bisa ikut Istighotsah,” tutur Ny. Nufus, yang mengenakan
seragam coklat-coklat itu.
Informasi dari Perseriktan Bangsa Bangsa (PBB) menyebutkan berdasarkan data
sudah lebih dari 80 ribu Muslim Rohingnya yang melarikan diri Myanmar ke
Bangladesh. Muslim Rohingnya memutuskan untuk ke luar dari Myanmar setelah
adanya operasi pembersihan yang dilakukan oleh tentara Myanmar. (ril)
0 Comments