Dirjen Pertanian Bambang, Gubernur Banten Wahidin Halim, dan Bupati Lebak Iti Jayabaya tunjukan jagung yang dipanen. (Foto: Syafril Elain, Tangerangnet.com) |
NET – Gubernur
Banten H. Wahidin Halim mengatakan pada 2018 Provinsi Banten akan
menyediakan lahan seluas 128.000 hektar untuk ditanami jagung dan kedelai.
Pada tahun ini di Kabupaten Lebak dimulai menanam 30.000 hektar jagung. Kesejahteraan petani harus ditingkatkan dengan memanfaatkan lahan kosong menjadi lahan produktif.
“Hari ini, kita panen
jagung tanda dimulai pemanfaatan lahan kosong atau tidur. Jangan biarkan lahan
kosong dan jadikan lahan kosong menjadi lahan produktif,” ujar Gubernur Banten
pada saat penen raya di Desa Bulakan, Kecamtan Gunung, Kencana, Kabupaten
Lebak, Banten, Rabu (26/7/2017).
Pada acara panen
jagung tersebut, hadir Direktur Jenderal (Dirjen) Pertanian, Kementerian
Pertanian Bambang, Bupati Lebak Iti Jayabaya, para anggota FKD yakni unsur
Polres, Kodim, dan Kejaksaan. Hadir pula dari Bulog Divre Banten dan DKI
Jakarta.
“Saya mendukung
sepenuhnya untuk gerakan pertanian jagung dan kedelai di Lebak ini atau seluruh
Banten. Bila diperlukan deregulasi atau peraturan untuk mendukung kegiatan ini,
segera akan dibuatkan. Kita harus berjuang untuk kesejateraan petani atau
rakyat. Jangan pernah ragu untuk meningkatkan kesejahtraan rakyat,” ucap
Wahidin Halim yang akrab disapa WH itu.
Kepada Kementerian
Pertanian, Gubernur Banten minta agar memberikan solusi terhadap hasil panen
jagung yang akan dipasarkan. “Jangan setelah panen jagung, petani kebingungan mau
ke mana dipasarkan dan harus sudah ada tempat penampungannya,” tutur Wahidin.
Sementara itu,
Bupati Lebak Iti Jayabaya mengataka panen jagung hari ini adalah buah hasil
kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Lebak dengan Kementerian Pertanian yang
meminjam lahan Perhutani. Perhutani memiliki lahan seluas 700 hektar dan baru
dimanfaatkan untuk ditanam jagung seluas 300 hektar.
Setelah
dilaksanakan penanaman jagung pada Maret 2017 lalu, kata Iti, timbul masalah yakni petani masih
kurang alat untuk pemipil atau untuk merontokan jagung dari tunggulnya. Selain
itu, petani masih perlu dibantu mesin pengering agar kadar air yang terkandaung
dalam jagung lebih rendah sehingga mutu menjadi lebih baik.
“Saya berharap
dari Kementerian mau memberikan bantuan terhadap alat yang masih kurang itu
yakni pemipil dan alat pengering. Pokoknya, petani sudah bekerja secara
maksimal. Kalau pertanian jagung dan kedelai ini berhasil akan berkurang minat
warga untuk bekerja ke luar kota atau ke
luar negeri menjadi TKI dan TKW (Tenaga
Kerja Indonesia dan Wanita-red),” ujar Bupati yang mendapat tepukan dari warga
yang hadir di lokasi.
Dirjen Pertanian Bambang
mengatakan apa yang diharapkan oleh Bupati Lebak akan menjadi pertimbangan. “Saya
akan membawa masalah ini kepada Bapak Menteri Pertanian agar dibahas di dalam
APBN-P (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan-red). Syukur-syukur bisa masuk ke dalam APBB-P sehingga pada tahun ini akan
diberikan apa yang menjadi harapan petani,” ucap Bambang.
Bambang
menjelaskan pada tahun 2018, adalah tahun dilaksanakan pembenihan. Oleh karena
itu, bantuan benih baik jagung maupun kedelai akan diberikan kepada Kabupaten
Lebak atauk Provinsi Banten. “Silakan kepada Bapak Gubernur dan Ibu Bupati
untuk mempersiapkan apa saja diperlukan untuk pembenihan. Insya Allah,
Kementerian akan menyalurkan pembenihan pada tahun 2018,” ujar Bambang. (ril)
0 Comments