Ilustrasi Pilkada Kota Serang. (Foto: Istimewa) |
Oleh Syafril Elain Rajo Basa
PEMILIHAN Kepala Daerah (Pilkada) Serentak
2018 di Kota Serang belakangan ini semakin ramai saja. Para kandidat atau bakal
calon (Balon) Walikota Serang sudah melakukan sosialisasi dengan berbagai cara.
Ada bakal calon yang memasang
spanduk dan poster hampir di setiap sudut Kota Serang. Bahkan di antara Balon itu ada pula yang telah memasang poster
ukuran besar yang biasa disebut media luar ruang atau bilboard. Ada melalui
media sosial (medsos).
Sementara itu, Pilkada Serentak 2018 kini masih dalam tahapan persiapan dan
menjelang masuk tahapan pelaksanaan yang dilakukan pada September 2017. Hal ini
diatur dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 1 Tahun 2017, pasal 4
disebutkan tahapan pemilihan terdiri atas tahapan persiapan dan tahapan
penyelenggaraan. Dalam waktu yang tidak berapa lama lagi, belum ada dari para
balon berpasangan, akan masuk tahapan pelaksanaan. Semuanya masih menunggu keputusan
dari partai politik, belum ada yang berani “kawin”.
Begitu juga partai politik meski sudah membuka penjaringan tapi belum
mengeluarkan suatu keputusan siapa yang bakal dicalonkan menjadi walikota atau
wakil walikota. Hal ini bisa terjadi karena masih saling menunggu atau saling loby dan
komunikasi politik berjalan masif.
Sedangkan nama balon yang sudah beredar di masyarakat adalah Nuraeni (Wakil
Ketua DPRD Banten), Amanudin Toha, Subadri Usuludin (Ketua DPRD Kota Serang),
Lalu Atarussalam Rais, Ranta Suharta (Sekda Banten), Yhanu Setyawan, Wahyudin
Djahidi, dan Vera Nurlaela Jaman (istri Wali Kota Serang). Juga ikut tampil
sebagai balon Lukman Hakim, Agus Setiawan, dan Ayip Najib.
Kegiatan Pilkada Kota Serang atau Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota
Serang sebagai ibukota Provinsi Banten tentu tidak bisa lepas dari pandangan
dan pantauan dari Gubernur Banten H.
Wahidin Halim. Ingat, kepala daerah setingkat provinsi adalah kepanjangan
tangan Pemerintah pusat.
Wahidin Halim pada berbagai kesempatan baik di hadapan pejabat di
lingkungan Pemerintah Provinsi Banten maupun di hadapan anggaota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banten selalu berbicara tentang kondisi Kota Serang.
Wahidin pernah pula mengatakan Kota Serang tidak layak menjadi ibukota provinsi.
Wahidin menginginkan Kota Serang dari segi tata kota tertata rapi mulai dari
kondisi jalan, taman, pasar, ruang publik, atau tempat fasilitas umum dan
fasilitas sosial.
Misalnya, soal jalan terutama yang berada di tengah kota belum semulus
jalan yang ada di Kota Tangerang atau Kota Tangerang Selatan (Tangsel). “Saya
ingin Kota Serang itu lebih tertata rapi dan bersih agar dapat mencerminkan
sebagai ibukota provinsi,” tutur Wahidin Halim di hadapan DPRD Provinsi Banten
suatu ketika.
Dari gelagat yang telah diucapkan dan dilontarkan oleh Wahidin, layaknya
calon Walikota Serang itu orang yang punya kemampuan untuk menata suatu kota
menjadi kota yang bersih, asri, dan rapi.
Dari sebelas nama di atas yang sudah menjadi balon, penulis belum punya refrensi
apakah mereka bisa menata Kota Serang sehingga nanti dapat bersinergi dengan
Gubernur dan Wakil Gubernur Banten.
Dalam hal pencalonan Walikota dan Wakil Walikota Serang, Wahidin belum
menentukan siapa figur yang diunggulkan. Namun, paling tidak kalau mau mendapat
dukungan dari Wahidin Halim harus mampu meyakinkan “sayalah” orang yang akan
mampu menyulap Kota Serang menjadi kebanggaan sebagai ibukota provinsi.
Penulis menyarankan kalau tidak mampu meyakinkan Wahidin sebagai seorang calon walikota, jangan
berharap untuk mendapat dukungannya. Kalaupun punya kemampuan meyakinkan untuk
menata kota, yakinkanlah Wahidin agar mau mendukung demi memenangkan pertarungan
menjadi orang nomor satu di Kota Serang. ***
Penulis:
Ketua Panwaslu Kota Tangerang 2008-2009.
Ketua KPU Kota Tangerang 2009-2013.
0 Comments