Andika Hazrumy: nasi tumpeng hadiah warga. (Foto: Istimewa) |
NET – Calon Wakil Gubernur Banten nomor urut 1,
Andika Hazrumy menuntaskan kampanye terbuka di 10 kecamatan bakal wilayah daerah otonom baru, Kabupaten
Cilangkahan. Kunjungan ke Selatan Provinsi Banten tersebut sebagai komitmen
Andika untuk mengetahui potensi dan memperjuangkan pemekaran dari Kabupaten
Lebak.
Andika melakukan
kunjungan tatap muka dengan warga Kecamatan Panggarangan dan Cihara, Senin
(16/1/2017). Sementara Selasa (17/1/3027), putra mantan gubernur Ratu Atut
Chosiyah ini melakukan silaturahmi dengan ratusan warga di Kecamatan Bayah dan
Cilograng. Setiap tempat yang dikunjungi, warga antusias menyambut calon
termuda dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Banten ini. Bahkan
ada warga yang menyediakan nasi tumpeng, khusus untuk Andika.
Sejak awal,
Andika bertekad untuk mengunjungi
seluruh kecamatan yang akan menjadi wilayah Kabupaten Cilangkahan. Yakni
Kecamatan: Cijaku, Banjarsari, Malingping, Wanasalam, Cihara, Panggarangan,
Bayah, Cibeber, Cigemblong, dan Cilograng. “Alhamdulillah, semua kecamatan yang
akan masuk Kabupaten Cilangkahan sudah dikunjungi. Saya melihat begitu banyak
potensi dan aspirasi dari masyarakat,” ujar Andika di sela-sela kunjungan ke
Kecamatan Cilograng, Selasa (17/1/2017).
Bahkan Andika
mengaku pada pekan pertama kampanye beberapa bulan lalu, memilih mengunjungi
Desa Suwakan di Kecamatan Bayah. Ia bersama rombongan merayakan Hari Pahlawan
di desa tersebut dan mengikuti pawai obor pada malam hari. “Saya seperti
menjadi bagian dari masyarakat Cilangkahan. Saya melihat keramahan dan
kesantunan warga pada setiap tempat yang dikunjungi,” tutur Andika.
Andika mengaku
melihat potensi perikanan yang besar di Desa Muara, Kecamatan Wanasalam. Bahkan
ia menilai, desa tersebut menjadi wilayah nelayan terbesar di Banten. Bukan
hanya itu, potensi wisata pantai juga masih bisa dikembangkan mulai dari Pantai
Karang Malang, Pantai Bagedur, hingga Pantai Sawarna. “Potensi ini yang akan
membuat Kabupaten Cilangkahan terkenal dan maju,” ujarnya.
Masalah listrik
dinilai Andika, menjadi masalah terbesar wilayah Cilangkahan, selain pelayanan
kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur. “Saya merasakan kondisi byar pet aliran
listrik. Namun warga Lebak Selatan pasti merasakan setiap hari dan sudah
bertahun-tahun. Butuh solusi segera,” ungkap Andika kepada wartawan.
Menurut Andika,
dibutuhkan pengembangan listrik dari kincir angin dan sinar matahari sebagai
pusat energi baru dan terbarukan (EBT) . Gagasan pengembangan teknologi ramah
lingkungan tersebut muncul setelah melihat potensi angin dan begitu panasnya
terik matahari di pesisir pantai Lebak Selatan. "Energi berbasis angin dan
sinar matahari ini merupakan sustainable energy pengganti energi listrik yang
mainstream,” ujarnya.
Pelayanan
kesehatan seperti puskesmas sudah tersebar di seluruh pelosok Kabupaten Lebak.
Namun untuk mendapatkan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, jarak yang
harus ditempuh tidak dekat. Bahkan masyarakat Cilograng dan Cibeber lebih
memilih pelayanan kesehatan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. “Kami akan
dekatkan pelayanan kesehatan dan berupaya membuat rumah sakit baru,” ujarnya.
Andika
menegasakan bersama calon Gubernur Wahidin Halim (WH), siap memperjuangkan
Daerah Otonum Baru (DOB) Cilangkahan. Perjuangan tersebut, pernah dilakukan ibunya, mantan gubernur Ratu
Atut Chosiyah.
Bukan hanya itu,
saat menjadi Wakil Ketua Komisi II DPR RI WH mendorong Kemendagri dan seluruh
fraksi di DPR RI untuk segera mengesahkan DOB Cilangkahan. “Pembentukan DOB
Cilangkahan adalah keniscayaan yang tidak bisa ditawar. Saya dan Pak WH masih
punya koneksi di DPR RI, insya Allah akan kami perjuangkan dengan maksimal,” ucapnya.
Saat kunjungan ke
bakal DOB Cilangkahan, Andika memang kebanjiran aspirasi perihal pemekaran
daerah. Hal ini karena, daya jangkau masyarakat ke pusat pemerintahan Kabupaten
Lebak cukup jauh. Seperti untuk mengurus kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu
keluarga (KK) harus menunggu berbulan-bulan lamanya. “Belum lagi keterbatasan
untuk mendapatkan pelayanan lain, seperti kesehatan," kata tokoh
masyarakat Desa Pamumbulan, Bayah, Suhandar.
Sejauh ini
masyarakat di wilayah perbatasan dengan Sukabumi, Jawa Barat itu, merasa
dianaktirikan oleh Pemerintah. Baik oleh Pemkab Lebak dan Pemprov Banten.
Bahkan dengan keterbatasan fasilitas pelayanan dasar, masyarakat lebih memilih
mengakses pelayanan pendidikan dan kesehatan di wilayah Jawa Barat, Sukabumi.
"Kami
sebenarnya sudah rindu sama Pak Andika. Sentuhan Pak Andika dan ibunda beliau
sudah kami rasakan. Dan sejak pemilihan DPD dan DPR RI, kami memilih Pak
Andika. Kami yakin, bersama Pak WH akan memperjuangkan Kabupaten Cilangkahan,"
ujarnya. (*/ril)
0 Comments