![]() |
Mendagri Tjahjo Kumolo menyematkan tanda penjabat kepada Nata Irawan sebagai Penjabat Gubernur Banten. (Foto: Istimewa) |
NET - Menteri
Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo melantik Penjabat GubeFotornur Banten, Papua
Barat, dan Gorontalo. Tjahjo meminta para penjabat gubernur yang sebelumnya pelaksana tugas (Plt) memastikan
suksesnya pelaksanaan pilkada tahun 2017.
Pelantikan
penjabat gubernur itu merupakan mandat Presiden Jokowi kepada Mendagri
berdasarkan Keppres. Ketiga penjabat gubernur yang dilantik adalah Dirjen Bina
Pemberdayaan Masyarakat Desa Nata Irawan sebagai Penjabat Gubernur Banten.
Kemudian Deputi Bidang Pengelolaan Infrastruktur Kawasan Perbatasan BNPP Eko
Subowo sebagai Penjabat Gubernur Papua Barat dan Dirjen Dukcapil Kemendagri
Zudan Arief Fakhrulloh sebagai Penjabat Gubernur Gorontalo.
"Ketiganya
akan bertugas hingga ada keputusan terpilihnya gubernur dan wakil gubernur
dalam Pilkada 2017 di daerah masing-masing," tutur Tjahjo.
Penjabat gubernur,
kata Tjahjo, memiliki dua tugas pokok
yakni mengefektifkan penyelenggaraan Pemerintahan di daerah dan, yang kedua,
lebih khusus lagi, menyukseskan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada 15
Februari 2017. "Ketiga penjabat gubernur itu membangun tata kelola
pemerintahan pusat dan daerah yang lebih efektif untuk mempercepat reformasi
birokrasi dan otonomi daerah," ujar Tjhajo, Senin (30/1/2017), di Kemendagri,
Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat.
Mendagri
mengungkapkan unsur pimpinan daerah bukan semata-mata gubernur dan jajaran
pemerintahan, namun ada jajaran aparatur negara yang lain untuk kemudian diajak
berkoordinasi. “Saya harapkan para penjabat dalam bertugas selalu berkoordinasi
secara rutin mencermati gelagat dan dinamika agar pembangunan dalam upaya
percepatan pembangunan. Harus terus dikoordinasikan bersama forum pimpinan
daerah,” tutur Tjahjo.
Parameter
kesuksesan Pilkada, Mendagri, sebagai tugas para penjabat gubernur dapat
dilihat dari partisipasi masyarakat, partisipasi masyarakat pada Pilkada 2015
sebanyak 74 persen dan pada tahun ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) ingin angka
partisipasi masyarakat mencapai 77 persen. Selain itu, tidak adanya politik
uang dan netralitas pegawai negeri sipil (PNS) juga menjadi tolok ukur
kesuksesan Pilkada.
Menurut Tjahjo,
hal ini untuk persiapan Pilkada 2018 dan Pemilu 2019, tidak ada politik uang,
dan koordinasi dengan Forpimda dan KPU di daerah serta Panwas untuk melawan
politik uang. “Jaga netralitas PNS. Tidak memihak, tidak kampanye, tidak pakai
atribut, tidak pakai fasilitas negara agar berjalan demokratis, jurdil (jujur
dan adil-red). Masyarakat memilih pemimpin yang amanah,” ujar Tjahjo berharap.
Tjahjo yakin penyelenggaraan Pilkada 2017 di 101
daerah di Indonesia akan berjalan lancar, dan koordinasi lintas instansi juga
sudah dilakukan untuk mengamankan jalannya Pilkada. "Upaya koordinasi
dengan Polri hingga rapat pimpinan (Rapim) Polri dalam upaya mengamankan Pilkada serentak. Rapim TNI juga
sudah dilaksanakan. Termasuk rakor KPU se-Indonesia dan Bawaslu se-Indonesia,
serta Badan Intelijen Negara (BIN) melakukan deteksi sesuai instruksi
Presiden," ungkap Tjahjo. (dade)
0 Comments