Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pengamanan Istimewa Pilkada DKI 2017, Kapolri dan Panglima Terjun

Kapolri dan Panglima sepakat Jakarta, aman.
(Foto: Dade, TangerangNET.Com)  
NET - Apel Kesiapsiagaan Pengamanan Tahap Kampanye dalam rangka Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2017 digelar di Lapangan Monas, Jakarta, Rabu (2/11/2016).

Apel diikuti 4000 unsur TNI, Polri, dan Satpol PP ini dipimpin langsung Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dan Kepala Polri Jenderal Polisi Tito Karnavian. Keduanya memberi amanat kepada pasukannya terkait pengamanan jelang Pilkada.

Sedangkan pasukan yang disiapkan berjumlah 18.000 personil yang tersebar siap digerakkan dengan perlengkapannya untuk mengamankan pesta demokrasi di 101 wilayah. Untuk personel Kostrad yang terlibat di dalam apel bersama di Monas adalah 5 Satuan Setingkat Kompi (SSK) di antaranya 3 SSK dari Batalyon Infanteri Para Raider 328 Kostrad, 1 SSK dari Batalyon Arhanud 1 Kostrad dan 1 SSK Batalyon Kavaleri 1 Kostrad.

Sementara itu, apel tersebut turut dihadiri Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi, Wakil Kapolri Komjen Polisi Syafruddin, perwakilan Badan Intelijen Negara, Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Soemarsono, dan pejabat TNI dan Polri.

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dalam arahannya meminta kepada seluruh prajurit TNI untuk mengerahkan tenaga maksimal untuk menghadapi demonstrasi yang marak jelang Pemilihan Kepala Daerah serentak 2017.

Jika situasi dianggap tak terkendali dan muncul tindakan anarkistis, maka prajurit TNI diminta tak segan menindak tegas yang dianggap mengganggu keamanan. "Ini adalah perintah Panglima pada prajuritku, jangan kamu ragu. Apabila ada dampak berakibat pada dirimu, jangan ragu lakukan itu," ujar Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Dengan demikian, kata Jenderal Gatot, massa bisa efektif dan merasa nyaman menyampaikan aspirasinya. Namun, jika tensi meningkat dan mengancam keselamatan bersama, maka perlu ada tindakan keras dari TNI maupun Polri yang tergabung dalam satuan pengamanan gabungan.

“Apabila demo meningkat jadi anarkis bahkan radikal, maka yang kamu lindungi adalah rakyat Indonesia. Jangan sampai terkena dampak. Oleh karena itu, saya yakin kamu tidak akan dipenjarakan karena sebagai saksi. Karena Panglima TNI yang memberikan perintah, sudah menjadi tugas TNI untuk mengamankan aksi unjuk rasa agar berjalan tertib dan aman,” tuturnya.

Panglima  meyakini jumlah pendemo jauh lebih kecil dibandingkan masyarakat di luar yang keamanannya bisa terancam oleh sekelompok orang. Khusus prajurit TNI, jangan ragu lakukan itu, lindungi rakyatmu, jangan ragu karena kamu adalah prajurit TNI yang memegang teguh Sumpah Prajurit dan Sapta Marga dalam membela ideologi negara dan Pancasila.

TNI tidak akan mentolerir gerakan yang ingin memecah belah bangsa dengan politisasi dan SARA. "Pada kesempatan yang sama, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengingatkan masyarakat untuk berunjuk rasa dengan damai dan tenang," ungkap Gatot.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, TNI dan Pori dituntut menyusun langkah guna mengatasi konflik. Apalagi dalam tahap kampanye berpotensi terjadi gesekan bahkan pelanggaran hukum antara pasangan calon dan para pendukung. Itu semua sudah diatur dalam UU (undang-undang) tentang Pilkada dan semua aturan main diatur, tentunya ikuti tata cara ini.

"Penyampaian pendapat di muka umum dalam UU diatur. Dalam dokumen PBB disebutkan penyampaian pendapat adalah hak warga negara yang punya kebebasan berekpresi. Kapolri mengatakan, ada batasan dalam menyampaikan pendapatan dengan menghargai hak asasi orang lain," ucap Tito.

Hak untuk mobilitas dan aktivitas warga, kata Tito, juga harus dihormati. Jaga ketertiban umum. Ketiga patuhi aturan moral dan etika saat orasi tidak boleh mengganggu etika dan moral. Dalam UU Penyampaian Pendapat kata Jenderal Pol Tito Karnavian, tidak boleh mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Polri dan TNI punya doktrin sama bagi kita kesatuan bangsa adalah mutlak.

"Oleh karena itu, apel ini juga untuk menyamakan persepsi TNI dan Polri, kalau ada perbedaan pendapat mari selesaikan dengan solusi konstruktif di antara kita. Di Polri sendiri jangan ada perbedaan pendapat. Segera bangun dan jaga hubungan solid dan penuh persaudaraan juga dengan TNI," ujarnya.

Apel tersebut menunjukkan bahwa TNI dan Polri kompak untuk mempertahankan keamanan Indonesia dalam menghadapi berbagai ancaman jelang Pilkada, apel ini juga persiapan terakhir. “Saya harap kita persiapkan fisik dan psikis untuk hadapi event ini. Kita berpegang aturan UU. Oleh karena itu, TNI dan Polri dituntut selain netral, juga mampu menyusun langkah keamanan. Petakan kerawanan konflik, tangani dengan cara persuasif hingga represif," ungkap Tito. (dade)

Post a Comment

0 Comments