![]() |
Warga Juru Mudi saat pertemuan: belum ada solusi. (Foto: Istimewa) |
NET – Tindakan sepihak
yang dilakukan oleh pengembang dengan menutup akses jalan, membuat sebagian besar warga di lingkungan RW 05, Kelurahan Juru Mudi, Kecamatan Benda,
Kota Tangerang, resah dan marah.
Kemarahan
warga di wilayah tersebut, dipicu oleh
sikap arogansi manajemen PT Profita Purilestari, selaku pihak pengembang kawasan Perumahan
Aeroland d/h Puri Lestari Indah, lantaran telah menutup akses jalan, yang telah
sejak lama digunakan masyarakat setempat.
"Kami sebelumnya telah melayangkan surat aspirasi warga kepada pihak pengembang dalam bentuk permohonan. Dalam
surat tersebut, para warga menginginkan
untuk akses jalan tidak ditutup,”
tutur Agus kepada wartawan, Rabu (17/2/2016).
Agus adalah salah
seorang tokoh masyarakat setempat dalam pertemuan bersama puluhan warga menyebutkan adapun opsi
lainnya adalah diberlakukannya buka tutup oleh pihak pengembang.
Namun, kata Agus, pada kenyataannya, pihak pengembang justru
memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan keinginan warga, yakni disinyalir pula
bahwa surat jawaban itu, muatannya hanya sepihak, tanpa adanya musyawarah
mufakat bersama dengan warga dimaksud.
"Dengan ditutupnya sejumlah titik akses jalan
itu, maka saat ini warga Bulak Kambing, harus berputar jauh.
Selain itu, banyak pula dampak negatif lainnya yang timbul, seperti putusnya
silaturahmi antar kedua warga, baik warga perumahan dengan warga pribumi yang
ada disekitar,” ujar Agus.
Agus menyebutkan warga
menginginkan
tidak terjadi dampak sosial ke depannya. “Jangan main asal tutup saja, kita ajukan
permohonannya juga secara baik baik dan penuh etika," ucap Agus yang kala pertemuan itu juga
dihadiri Ketua RW 05, M. Sonif beserta tokoh masyarakat sekitar lainnya.
Selain Agus, hal senada juga dikatakan warga lainny, para kaum ibu. Dalam
kesempatan tersebut, tampak terlihat serius di dalam pembahasan
persoalan itu.
Terlebih, meski pagi tadi mereka pun telah memenuhi undangan pertemuan yang
diselenggarakan pihak kelurahan setempat. Bahkan dalam hal
mediasi kedua belah pihak, tidak menuai hasil
memuaskan bagi pihak warga.
"Jadi Pak
Lurah juga belum
bisa memberikan jawaban apa-apa terkait mediasi tadi pagi. Dan dari pihak pengembang pun, hanya
perwakilannya saja yang datang memenuhi undangan. Intinya, justru kami semua di sini seperti
dibuat seperti jaman kolonial dulu, diadu sesama warga. Bahkan, mereka sendiri adalah
masih saudara
kita juga," ucap seorang warga lain, saat pembahasan.
Di tempat terpisah, Lurah Jurumudi Sudiman, saat dikonfirmasi mengakui adanya persoalan
tersebut. Namun, pihaknya belum bisa
memberikan solusi apa-apa, mengingat informasi saat ini, pihak perusahaan pada
pengembangan kawasan itu telah berganti kepada pihak perusahaan lain.
"Informasinya kan perusahaannya sudah
take over ke perusahaan lainnya. Jadi, kami masih akan klarifikasi lebih dalam lagi.
Yang jelas, kami pihak kelurahan pada prinsipnya akan mendorong kepada pihak
pengembang untuk mengedepankan aspek sosialnya, dalam uapaya pengembangan
kawasan itu," ujar Sudiman melalui telepon selulernya.
Sementara
itu, belum dapat diklarifikasi persoalan
ini kepada pihak perusahaan maupun pengembang tersebut. (ril)
0 Comments