Slamat Samiaji, Djoko H , Dwi Apriyanto, Kabagops Tananng saat memerikan penjelasan kepada pers tentang latihan teroris. (Foto: Syafril Elain, TangerangNET.Com) |
NET – Bandara Soekarno
Hatta perlu mendapat latihan percobaan adanya ancaman teroris yang membawa bom
untuk penanggulangan tindakan melawan hukum. Hal ini untuk menjaga dan
meningkatkan kinerja fasilitas, prosedur, dan personel keamanan di Bandara
Internasional Soekarno Hatta.
Hal itu dilakatakan
pelaksana tugas Senior Manajer Kantor
Cabang Utama Bandara Soekarno Hatta (BSH) Slamet Samiaji kepada wartawan,
Selasa (13/10/2015) seusai latihan mengamankan pelaku terduga aksi terorisme
dalam kegiatan Airport Security Exercise di Area Meeting Point Terminal 3, BSH.
Selain meningkatkan
keamanan bagi pengguna jasa bandara, kata Slamet, hal itu juga diamanatkan
dalam Peraturan Menteri No. 127 tahun 2015 tentang Program Keamanan Penerbangan
Nasional. Dalam latihan tersebut melibatkan petugas dari aviation security,
juga menggandeng 62 personil dari Polres Metro BSD, dan 11 orang dari Tim
Gegana.
“Setiap Bandara wajib
memili Airpot Security Program untuk melaksanakan satu latihan guna pencegahan
bila terjadi teroris dengan membawa atau
menggunakan bom,” ujar Diruktur Operasi dan Teknik PT Angkasa Pura II Djoko
Harjomodjo.
Djoko menjelaskan bila
ada barang atau atas yang dibiarkan ditinggalkan di area bandara oleh pemiliknya
lebih dari sepuluh menit, langsung diamankan petugas. Tas atau barang tersebut
dicurigai berbahaya meski nantinya setelah diperiksa tidak mengandung bom.
“Ini salah satu bentuk
pengamanan bandara dari ancaman bom atau apa pun. Bila benda atau tas tersebut,
dicurigai Senior Manajer langsung menghubungi Kapolres untuk berkoordinasi
pengamanan,” ucap Djoko.
Sementara itu, Dwi
Apriyanto dari Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan mengatakan kegiatan tersebut
menjadi perhatian pihaknya dalam pelaksanaannya. Pelatihan tetap dilakukan
dalam setahun sekali baik bandara dalam kondisi aman maupun tidak aman. “Hal
yang berkaitan dengan penanganan ancaman teroris sipil berkoordinasi dengan
Polres dan bila berkaitan dengan tentara berkoordinasi dengan TNI,” tutur Dwi
Apriyanto.
Sedangkan Kepala
Bagian Operasi (Kabagops)Polres Metro BSH Komisaris Tanang mengatakan bila
terjadi ancaman bom di bandara, pihaknya langsung mengamankan lokasi dengan
melokalisir. “Setelah itu, kami menghubungi Tim Gegana untuk melakukan tindakan
selanjutnya,” jelas Kabaops Polres BSH. (ril)
0 Comments