Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Toleransi Beragama di Kota Tangsel, Damai dan Tenteram

Muspida dan tokoh masyarakat: perlu komunikasi.
(Foto: Angga, TangerangNET.Com)  
NET - Kantor Kementerian Agama Wilayah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengadakan acara Silaturrahmi dan Halal bi Halal tokoh agama, tokoh masyarakat, dan Muspida Kota Tangsel  1436 H di Hotel Grand Zuri, Serpong , Jumat (24/7/2015).

Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Tangsel  Zaenal Arifin mengatakan  agama secara universal itu sama. "Saling mengajarkan kebaikan dan saling menghargai perbedaan. Alhamdulillah toleransi antar umat beragama di Tangsel dirasakan aman, damai, dan tenteram," ujar Zaenal.

Zaenal  menyampaikan jangan sampai insiden pembakaran tempat ibadah yang terjadi di Tanah Papua menjadi perpecahan antar -umat beragama.

"Ini (insiden Tolikara-red) menjadi perhatian dan peringatan bagi para tokoh agama di Indonesia khususnya di Tangsel. Jangan sampai kerukunan antar para tokoh agama di atas tidak terjalin di sekitar umatnya di bawah," tambah Zaenal.

Hal tersebutlah yang memacu Zaenal untuk      mengimbau   kepada para petinggi dan tokoh agama di Tangsel untuk    tetap memperhatikan    permasalahan-permasalahan       agama yang terjadi di bawah.
"Maka dari itu, kita harus peka terhadap masalah-masalah yang terjadi di bawah," pungkas Zaenal.

Hal senada juga disampaikan oleh Kapolres Kota Tangerang Kombes Pol Irman Sugema. "Toleransi kehidupan beragama di Tangsel sangat baik. Karena itu, jika ada informasi yang berkembang di social media agar masyarakat Tangsel tidak terprovokasi terhadap issue tersebut,” ungkap Kombes Irman.

Walikota Tangsel Airin: enam bulan sekali.  
(Foto: Angga, TangerangNET.Com)  
Kehidupan beragama di Tangsel, kata Kombes Irman,  tidak terpengaruh oleh insiden yang sedang berkembang.  “Tidak baik jika melakukan langkah-langkah menurut masing-masing umat beragama, percayakan semuanya kepada Pemerintah," jelas Irman.

Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany pun mengharapkan hal yang sama. Ini memang kegiatan yang seharusnya dilaksanakan ada atau tidak adanya persoalan. Persoalan permaslahana terjadi karena kurangnya komunikasi.

“Kegiatan ini diharapkan bisa diselenggarakan setiap 6 bulan sekali. Saya sudah koordinasi dengan Kesbangpolinmas untuk memfasilitasi kegiatan semacam ini. Modern dalam berpikir. Cerdass menyikapi segala sesuatu. Dan religius sesuai dengan ajarannya masing," tutur Airin. (re/ril)

Post a Comment

0 Comments