Maryono, mengaku bertemu orangtua siswa. (Foto: Erwin Silitonga, TangerangNET.com) |
NET - Kepala SMPN 3,
Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang
Selatan (Tangsel), diduga terima uang suap jutaan rupiah dari orangtua siswa. Hal
ini terkait dengan indikasi meloloskan salah seorang peserta Ujian Nasional
(UN) yang tersangkut penyalahgunaan narkotika dan absen dari proses belajar
selama satu semester.
Dugaan telah terima uang suap terhadap Kepala SMPN 3
tersebut dari orangtua siswa, DWP. Hal ini diungkapkan oleh ayah DWP yakni
Supratejo.
Dikatakan Supratejo,
saat dimintai keterangan media ini terkait hal tersebut menjelaskan berapa pun
harga yang diminta pihak sekolah akan diberikan asal keinginan anaknya dipenuhi yakni dapat mengikuti ujian dan bisa lulus dari sekolah.
Perkataan orangtua siswa tersebut menjadi kecurigaan bahwa pihak sekolah sudah
menerima uang yang diberikan oleh perantara orang tua siswa yang berinisial H, yakni anggota salah satu partai politik.
“Kenapa anak kami
tidak bisa ikut UN? Apakah uangnya
kurang banyak? Mau berapa pun diminta pihak sekolah, kami akan kabulkan asalkan
anak kami bisa mengikuti UN,” ungkap Supratejo saat mendatangi wartawan di Wisma
Tamu Puspiptek, Kecamatan Setu, Kota Tangsel.
Sementara, saat dimintai
keterangan menyangkut hal tersebut, Kepala SMPN 3 Kota Tangsel Maryono
membantah telah terima uang suap yang diberikan dari orangtua siswa yang
dimaksud. Bahkan, dia menegaskan tidak pernah menerima uang sepeser pun dari
orangtua tersebut.
Bahkan, Maryono
menuding balik orangtua siswa DWP, jangan asal tuduh. Hanya, ia membenarkan
bahwa tadi pagi, pihak orangtua yang dimaksud mendatanginya untuk mengucapkan
terima kasih.
“Memang anak itu
mengikuti ujian sejak awal. Mau ikut ujian ya silahkan saja. Tapi, saya
pastikan anak itu tidak akan lulus, karena sudah menyalahi prosedur,” tegas
Maryono.
Sebelumnya, siswa SMPN
3 bernama DWP dipastikan tidak bisa ikut UN lantaran sudah tidak masuk sekolah
selama satu semester. Namun, saat UN berlangsung DWP hadir dan
mengikuti UN setelah orangtua dan
anggota partai politik mendatangi sekolah. Hal ini membuat besar dugaan bahwa ada lobi-lobi deal
antara pihak sekolah dan perwakilan orangtua siswa. (win)
1 Comments
Sebenernya jarak yg di temtukan oleh masing2 sekolahan itu berpa km dari sekolah ke tempat tunggal ?
ReplyDelete