SOROT TANGERANG - Meskipun sudah tidak terjadi penumpukan penumpang di Terminal 1-B dan 3 Bandara Soekarno Hatta (BSH), namun kekecewaan calon penumpang Lion Air masih terjadi. Pasalnya beberapa jadwal keberangkatan penerbangan yang direncanakan berangkat Sabtu, (21/2) dibatalkan secara sepihak oleh perusahaan maskapai tersebut
Hal itu dialami oleh Ahmad dan Nuril, calon penumpun Lion Air (JT- 292) rute Jakarta-Pekan Baru. Kedua pemuda asal Tegal, Jawa Tengah yang akan berangkat ke Pekan Baru dalam urusan pekerjaan itu awalnya dijadwalkan berangkat Sabtu (21/2) pada pukul, 14.55. WIB.
Sesampai di Terminal 1-B, mereka mendapat informasi via pesan singkat (SMS) dari salah satu biro perjalanan Lion Air, bahwa jadwal pemberangkatannya ditunda sampai pukuk 16.00 WIB. Namun ketika mereka melakukan pengecekan didata jadwal penerbangan di depan loket Lion Air, penerbangan itu dibatalkan.
"Ini apa-apaan. Jelas, saya kecewa," kata Ahmad yang mengaku pesan tiket Lion Air Itu dua minggu yang lalu. Akibatnya Achmad berencana menukarkan tiketnyanya dengan uang (refun), supaya bisa pindah ke penerbangan yang lain.
"Yang penting uangnya kembali dulu, masalah pesawat yang lain, kami belum tahu," ucap Acmad dan Nuril yang lansung masuk ke area non-publik, tempat penukaran tiket penumpang Lion Air.
Kekecewaan itu juga dirasakan oleh calon penumpang lain, baik yang akan refun maupun yang akan membeli tiket untuk pergi ke luar daerah. Pasalnya, di loket tiket Lion Air tidak ada satupun petugas yang standby untuk memberikan informasi.
Mereka hanya diarahkan oleh petugas Angkasa Pura 2 agar bisa masuk ke area non-publik. "Sejak Rabu (18/2) tak satu pun petugas Lion Air yang tampak," ucap Firman yang merefun tiketnya di Terminal 1-B.
"Saya sudah 2 hari bermalam di sini. Dan setelah merefun tiket, saya berencana berangkat ke Palembang pada pukul 17.00 Wib dengan Air Asia," ungkap Firman.
Pemuda asal Garut itu mengaku, sejak terlantar di BSH tidak mendapat kompensasi apa-apa dari Lion Air. Bahkan, ketika tiketnya direfun, uang tiket yang awalnya Rp 414 ribu dipotong menjadi Rp 390 ribu. "Alasannya memang biaya online segitu," kata Firman. (man)
0 Comments