SOROT TANGERANG - Harga cabe dan bawang yang naik tinggi membuat ibu rumah tangga di Pamulang, Tangerang Selatan menjerit. Bukan itu saja, pengusaha warung tegal (Warteg) terpaksa menaikkan harga makanannya.
Para ibu rumah tangga dan pengusaha warteg menjerit karena harga bahan pokok dan kebutuhan rumah tangga lainnya di sejumlah pasar tradisional terus meroket. Tragisnya, kenaikkan mencapai 10-20 persen, yakni harga cabe rawit yang sebelumnya hanya Rp 35 ribu per kilogram sekarang menjadi Rp 45 ribu, cabe merah kriting awalnya Rp 18 ribu saat ini melonjak menjadi Rp 30 ribu.
Sementara itu, cabe merah besar dari Rp 20 ribu melonjak naik menjadi Rp 34 ribu per kilogram. Sedangkan harga bawang merah awalnya Rp 16 ribu menjadi Rp 29 ribu per kilogram.
Wulandari, 35, penjual cabe, mengatakan kenaikkan harga cabe dan barang di pasar tradisional Pamulang sudah berjalan selama seminggu. Akibat kenaikkan harga tersebut membuat dagangan sepi pembeli. "Apa boleh buat, kita harus terima, meskipun dangangan sepi pembeli," keluh Wulandari.
Sri, 41, warga Pamulang, mengakui terpaksa membeli harga cabe yang melambung harganya. Persoalannya, cabe sangat dibutuhkan bahan makanan untuk dijual di wartegnya. "Terpaksa saja harus dibeli, karena usaha yang saya jalani mengharuskan memasak pakai cabe," ungkap Sri.
Ditambahkan Sri, agar usaha tidak rugi terpaksa menaikkan harga makanan yang dijual meski mendapat protes dari pembeli. "Mau tidak mau, kita harus naikkan harga. Meski merugi, kita tetap berjualan," tutur Sri berkilah.
Sementara itu, Dhini, 35, warga Pamulang, berteriak dengan naiknya harga cabe dan bawang. Setiap hari Dini selalu menggunakan cabe dan bawang untuk memasak. "Keluarga kami gemar makan yang pedas. Naiknya harga cabe dan bawang sangat memberatkan keluarga kami. Pasalnya penghasilan suami yang bekerja sebagai tukang ojeg membuat kami hidup dalam kekurangan," ucap Dini memelas. (win)
0 Comments