Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Gubernur Targetkan Reaktivasi Jalur Kereta Rangkasbitung–Pandeglang Mulai Konstruksi 2027

Dirut PT KAI Bobby Rasyidin dan Dirut PT PLN Darmawan Prasodjo menandatangani kesepahaman yang disaksikan oleh Menhub Dudy Purwagandhi dan Gubernur Banten Andra Soni. (Foto: Istimewa)

NET - Gubernur Banten Andra Soni menargetkan reaktivasi jalur kereta api Rangkasbitung–Pandeglang sudah memasuki tahap konstruksi pada 2027. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten akan memulai tahapan sosialisasi, sterilisasi jalur dan kajian teknis pada 2026 sebagai bagian dari persiapan proyek tersebut.

“Kehadiran saya di sini adalah untuk menindaklanjuti elektrifikasi jalur Rangkasbitung–Merak dan reaktivasi jalur Rangkasbitung–Pandeglang,” ujar Andra Soni, Senin (20/10/2025). 


Hal itu dikatakan Andra Soni usai menghadiri Penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Rencana Kerja Sama Elektrifikasi Jalur Kereta Api di Jakarta Railway Center, Jalan Ir Juanda 1B No. 8, Gambir, Jakarta.


Andra Soni menjelaskan Pemprov Banten akan berperan dalam sosialisasi dan penertiban jalur guna mendukung reaktivasi proyek Rangkasbitung - Pandeglang.  Pada 2026, akan dimulai kajiannya dan ditarget akan mulai konstruksi pada 2027. 


 “Tahun depan, kita mulai kajian. Kemudian tahun 2027 sudah bisa konstruksi. Ini penting bagi kita karena akan membuka akses menuju Pandeglang,” tuturnya.


Sementara itu, pada jalur Tanah Abang - Rangkasbitung, dalam waktu dekat, PT KAI akan meningkatkan sistem persinyalan. 


Andra Soni menyambut baik peningkatan sistem persinyalan jalur tersebut.  “Saya berharap perkembangan teknologi juga masuk dan diterapkan di Provinsi Banten,” ujarnya.


Sementara itu, Menteri Perhubungan (Menhub)  Dudy Purwagandhi menyampaikan elektrifikasi seluruh jalur kereta api merupakan langkah besar dalam transformasi transportasi nasional. Dengan elektrifikasi, moda transportasi ini menjadi lebih ramah lingkungan.


“Kereta api adalah transportasi publik yang terus berkembang, semakin diminati masyarakat, murah, dan masif,” ucapnya.

 

Dudy menjelaskan ada tiga titik elektrifikasi awal meliputi jalur Padalarang–Cicalengka, Cikarang–Cikampek. Serta Tanah Abang–Rangkasbitung yang akan difokuskan pada peningkatan sistem persinyalan dan frekuensi perjalanan.


“Elektrifikasi kereta api mendukung Asta Cita ketahanan energi untuk mengurangi ketergantungan pada solar,” tuturnya.


Dudy mengatakan kerjasama antara PT KAI dan PT PLN diharapkan berjalan baik agar pelayanan publik semakin meningkat.


 “Elektrifikasi PT Kereta Api akan menjadikan aglomerasi Jakarta sebagai metropolitan yang kian maju dan meluas,” ujarnya.


Di tempat yang sama, Direktur Utama (Dirut) PT KAI Bobby Rasyidin menuturkan elektrifikasi seluruh jalur kereta direncanakan rampung dalam 10 tahun ke depan melalui skema kerja sama bisnis antara PT KAI dan PT PLN tanpa menggunakan dana APBN. Transportasi massal berbasis kereta api terus diminati masyarakat.


“Elektrifikasi ini ditujukan untuk meningkatkan kapasitas, kecepatan, kenyamanan, keamanan, dan mendukung penggunaan energi hijau yang bersih,” kata Bobby.


“Berapapun suplainya, selalu terserap oleh masyarakat,” ucapnya. 


Dirut PT PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan efisiensi konversi energi listrik menjadi energi kinetik mencapai 90 persen. Ini  jauh lebih hemat dibandingkan bahan bakar minyak. Elektrifikasi kereta api juga mempercepat transisi menuju energi bersih di Indonesia.


 “BBM (bahan bakar minyat) sebagian besar masih impor,” jelasnya.


Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Banten Tri Nurtopo menyampaikan dengan kerjasama antara PT KAI dan PT PLN tersebut, frekuensi perjalanan kereta Rangkasbitung–Tanah Abang akan meningkat. Dari yang awalnya 10 menit menjadi setiap 4–5 menit pada setiap kedatangan kereta. 


"Persinyalan untuk mempercepat perubahan - perubahan itu. Pengerjaan infrastruktur persinyalan dilakukan pada tahun 2026,” jelasnya.


Sedangkan untuk jalur Rangkasbitung–Merak, Tri menjelaskan Pemprov Banten akan melakukan kajian elektrifikasi. 


“Di RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional-red) itu dibilang double track, tapi tidak termasuk elektrifikasinya. Makanya, kita disuruh melakukan kajian sebagai dasar pemerintah pusat untuk melakukan elektrifikasi,” pungkasnya. (*/pur)


Post a Comment

0 Comments