![]() |
| Bambang Soesatyo menjawab pertanyaan wartawan terkait tarif ekspor ke AS. (Foto: Istimewa) |
Kesepakatan tersebut akan membuka kembali jalan bagi produk
Indonesia untuk bersaing secara sehat di pasar AS, tanpa hambatan tarif yang
menyulitkan pelaku usaha nasional.
"Selasa kemarin, Presiden Amerika Serikat Donald Trump
menyatakan telah berdialog langsung dengan Presiden Prabowo dan menyepakati
prinsip-prinsip perdagangan yang saling menguntungkan. Salah satu hasilnya, AS
akan mengenakan tarif ekspor dari Indonesia sebesar 19 persen, turun dari
sebelumnya 32 persen. Ini sinyal kuat bahwa diplomasi ekonomi Indonesia mulai
membuahkan hasil nyata," ujar Bambang Soesatyo (Bamsoet) di Jakarta, pada Kamis
(17/7/2025).
Ketua MPR ke-15 dan Ketua DPR ke-20 ini mendukung penuh
langkah Presiden Prabowo dalam memperluas akses ekspor Indonesia ke pasar
internasional, khususnya Eropa, melalui kesepakatan dagang CEPA (Comprehensive
Economic Partnership Agreement) antara Indonesia dan Uni Eropa. Dengan
kesepakatan tersebut tarif perdagangan antara kedua pihak akan menjadi nol
persen.
“Presiden Prabowo menunjukkan kepemimpinan visioner dan
tangkas. Di tengah sempitnya ruang ekspor ke Amerika, beliau justru memecah
kebuntuan dengan membuka jalur ekspor baru yang lebih luas, lebih menjanjikan,
dan tentu saja lebih menguntungkan bagi dunia usaha nasional,” tutur Bamsoet.
Ketua Komisi III DPR RI ke-7 dan Wakil Ketua Umum KADIN
Indonesia ini menuturkan, CEPA Indonesia-Uni Eropa bukan sekadar kesepakatan
dagang biasa. Dampaknya sangat signifikan. Produk-produk ekspor Indonesia akan
semakin kompetitif di pasar Eropa karena terbebas dari bea masuk yang
sebelumnya menjadi hambatan utama.
“Ini peluang besar bagi para produsen dan eksportir
Indonesia untuk meningkatkan skala produksi, memperluas pasar, dan menyerap
lebih banyak tenaga kerja. Industri dalam negeri akan mendapatkan napas baru
untuk tumbuh dan bangkit,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum/Kepala Badan Bela Negara FKPPI dan Wakil
Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menjelaskan selama ini Eropa telah menjadi
salah satu pasar utama bagi berbagai komoditas Indonesia seperti minyak kelapa
sawit beserta turunannya. Semisal bijih tembaga, kopi, karet alam, kopra,
bungkil, hingga alas kaki berbahan karet dan plastik. Dengan tarif nol persen,
daya saing produk-produk ini dipastikan akan melonjak di pasar Uni Eropa.
“Indonesia saat ini sedang berjuang memulihkan produktivitas
dan daya saing industri nasional pasca pandemi dan tekanan global. Kita juga
menghadapi tantangan besar dalam menekan angka pengangguran. Karena itu,
perluasan pasar ekspor adalah langkah kunci yang harus terus diupayakan,”
pungkas Bamsoet. (*/pur)




0 Comments