Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Wujudkan Program ‘Gampang Sehat’, Maryono Gandeng Dunia Usaha Tangkal TBC

Wakil Walikota Tangerang Maryono Hasan 
serahkan bantuan Pemkot kepada warga. 
(Foto: Istimewa) 

 

NET - Wakil Walikota Tangerang H. Maryono Hasan mengatakan pentingnya keterlibatan dunia usaha sebagai mitra strategis pemerintah dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan bebas Tuberkulosis (TBC).

"TBC tidak hanya persoalan medis, tetapi juga sosial dan ekonomi. Lingkungan kerja menjadi salah satu titik rawan penularan. Oleh karena itu, dunia usaha harus menjadi bagian penting dari solusi," ujar Maryono di Atrium Mal Tang City, pada Kamis (24/4/2025).

Hal itu dikatakan Maryono terkait Puncak Peringatan Hari TBC Sedunia Tahun 2025 Tingkat Kota Tangerang.

Maryono mengatakan melalui program Gampang Sehat, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang menggandeng 34 rumah sakit swasta untuk memperluas akses masyarakat terhadap layanan skrining TBC secara dini.

Maryono menjelaskan program ini dirancang untuk mempermudah masyarakat, termasuk para pekerja, mendapatkan layanan kesehatan yang cepat, terjangkau, dan berkualitas.

"Program Gampang Sehat, kami arahkan agar masyarakat termasuk pekerja di perusahaan, tidak kesulitan dalam melakukan deteksi dini TBC. Ini adalah bentuk konkret pemerintah hadir bersama masyarakat dan pelaku usaha," imbuhnya.

Pemerintah terus mendorong agar perusahaan di Kota Tangerang aktif mengintegrasikan program kesehatan, seperti skrining TBC, ke dalam kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) mereka.

"Kami mengajak para pimpinan perusahaan agar menjadikan isu TBC sebagai bagian dari prioritas. Langkah kecil seperti pemeriksaan rutin, edukasi, dan lingkungan kerja yang sehat bisa berdampak besar," kata Maryono.
Wakil Walikota menyebutkan  pentingnya menghapus stigma terhadap pengidap TBC. Edukasi kepada pekerja dan komunitas menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan yang mendukung proses penyembuhan.

"TBC bisa disembuhkan. Yang dibutuhkan adalah dukungan, bukan diskriminasi. Perusahaan bisa menjadi tempat yang inklusif, yang memberi ruang bagi karyawan untuk sembuh dan bangkit," pungkasnya. (*/pur)



Post a Comment

0 Comments