![]() |
Ilustrasi, para pengoplosan produk bahan bakar minyak (BBM) PT Pertamina yang ditetapkan Kejagung sebagai tersangka. .(Foto: Istimewa) |
BASUKI Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok gembar-gembor
membongkar borok Pertamina, tapi borok apa yang dibongkar oleh Ahok? Ternyata,
hanya utang Pertamina yang disoroti, dan tidak lebih dari itu. Ketika Pertamina
berencana melakukan pinjaman, persetujuan dari Komisaris Utama (Komut) PT
Pertamina yang saat itu dijabat oleh Ahok sangatlah penting.
Lalu, mengapa pinjaman tersebut tetap disetujui oleh Ahok?
Dalam pernyataannya, Ahok juga menyebutkan keinginannya
untuk mengaudit proyek-proyek kilang Pertamina. Namun, tampaknya ia tidak
memahami jabatan-nya bahwa sebagai Komut, ia juga dapat merangkap jabatan
sebagai Ketua Komite Audit di Pertamina.
Seandainya Ahok memahami sepenuhnya tanggung jawab dan
wewenangnya sebagai Komut, maka tidak perlu banyak omon-omon; sebaiknya ia
langsung melaksanakan tugas yang diembannya dengan serius.
Dengan begitu, langkah-langkah yang diambil akan lebih jelas
dan terarah, sehingga kasus manipulasi yang terjadi di Patra Niaga yang sedang
viral sekarang ini, dapat dihindari, karena terjadi pada saat dia menjabat
sebagai Komut.
Sebagai Komisaris Utama (Komut) dan mantan Komut, Ahok
seharusnya tidak perlu mendiskreditkan Pertamina di hadapan publik, mengingat
ia menerima gaji sangat besar dari Pertamina. Pada masa jabatannya, seharusnya
ia fokus pada pembenahan internal di Pertamina.
Jika ia memiliki data dan fakta yang jelas mengenai adanya
penyimpangan, langkah yang tepat adalah melaporkannya kepada KPK (Komisi
Pemberantasan Korupsi), bukan kepada media. Pendekatan ini akan lebih
konstruktif dan dapat membantu menjaga integritas serta reputasi perusahaan.
Dengan demikian, upaya perbaikan yang dilakukan akan lebih
efektif dan berdampak positif bagi Pertamina dan masyarakat luas. (***)
Penulis adalah pemerhati masalah sosial.
0 Comments