Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ahok, Banyak Omong Dan Marah-marah, Manfaatnya Apa?

Ilustrasi, para pengoplosan produk bahan 
bakar minyak (BBM) PT Pertamina yang 
ditetapkan Kejagung sebagai tersangka. 
.(Foto: Istimewa)  


Oleh: Inas N. Zubi

 

BASUKI Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok gembar-gembor membongkar borok Pertamina, tapi borok apa yang dibongkar oleh Ahok? Ternyata, hanya utang Pertamina yang disoroti, dan tidak lebih dari itu. Ketika Pertamina berencana melakukan pinjaman, persetujuan dari Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina yang saat itu dijabat oleh Ahok sangatlah penting.

Lalu, mengapa pinjaman tersebut tetap disetujui oleh Ahok?

Dalam pernyataannya, Ahok juga menyebutkan keinginannya untuk mengaudit proyek-proyek kilang Pertamina. Namun, tampaknya ia tidak memahami jabatan-nya bahwa sebagai Komut, ia juga dapat merangkap jabatan sebagai Ketua Komite Audit di Pertamina.

Seandainya Ahok memahami sepenuhnya tanggung jawab dan wewenangnya sebagai Komut, maka tidak perlu banyak omon-omon; sebaiknya ia langsung melaksanakan tugas yang diembannya dengan serius.

Dengan begitu, langkah-langkah yang diambil akan lebih jelas dan terarah, sehingga kasus manipulasi yang terjadi di Patra Niaga yang sedang viral sekarang ini, dapat dihindari, karena terjadi pada saat dia menjabat sebagai Komut.

Sebagai Komisaris Utama (Komut) dan mantan Komut, Ahok seharusnya tidak perlu mendiskreditkan Pertamina di hadapan publik, mengingat ia menerima gaji sangat besar dari Pertamina. Pada masa jabatannya, seharusnya ia fokus pada pembenahan internal di Pertamina.

Jika ia memiliki data dan fakta yang jelas mengenai adanya penyimpangan, langkah yang tepat adalah melaporkannya kepada KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), bukan kepada media. Pendekatan ini akan lebih konstruktif dan dapat membantu menjaga integritas serta reputasi perusahaan.

Dengan demikian, upaya perbaikan yang dilakukan akan lebih efektif dan berdampak positif bagi Pertamina dan masyarakat luas. (***)

 

Penulis adalah pemerhati masalah sosial.


Post a Comment

0 Comments